Posts

Showing posts from May, 2024

YELIM DAN STRUKTUR SIFAT ORANG KEI

Image
    OLEH. ELIFAS TOMIX MASPAITELLA   Sesungguhnya ini adalah tulisan saya dalam Arahan Gereja yang disampaikan pada saat Penahbisan Gedung Gereja Elim, Jemaat GPM Ohoidertawun, Kei Kecil dan Kota Tual, pada Minggu, 28 April 2024 yang lalu. Pada kesempatan itu, saya bermaksud menyampaikan rasa terimakasih kepada warga gereja di sana, tetapi saya tidak tahu tema apa yang pas untuk mengungkapkan semuanya. Kemudian saya tiba pada satu tindakan berbudaya yang hidup di kalangan masyarakat Kei, yaitu  yelim,  atau tradisi saling memberi di kalangan masyarakat Kei, atau tepatnya saya sebut Anak-anak Kei. Struktur Arahan itu telah saya ubah sehingga tertulis sebagai sebuah tulisan reflektif ini.   Dari pengalaman berjumpa dan mengalami secara langsung indahnya budaya dan kehidupan sosial orang Kei, maka pada momentum beriman saat ini, melalui penahbisan Gedung gereja Elim Jemaat GPM Ohoidertawun, perkenankan saya menyampaikan arahan ini dalam bentuk refleksi mengena...

PERAN PASTORAL GEREJA DALAM TAHUN POLITIK 2024[1]

Oleh. Elifas Tomix Maspaitella (Ketua MPH Sinode GPM)       I.          PENGANTAR   Saya meminjam dua contoh yang secara paradigmatik relevan untuk mendiskusikan peran pastoral gereja dalam tahun politik 2024 di Indonesia. Contoh pertama adalah pada gerakan pembebasan yang dijalankan Marthin Lutger King (1954-1968) di Amerika Serikat, sebagai yang berintikan pada empati pastoral dari orang yang mengalami langsung diskriminasi terhadap sesama warga kulit hitamnya, dan contoh kedua pada paradigma  kenosis  atau penyangkalan diri Yesus sebagaimana tertulis dalam beberapa catatan injil. Tujuan saya dengan dua contoh itu ialah untuk bersama-sama berdiskusi mengenai bentuk peran pastoral gereja dengan melihat dunia dan tanggungjawab politik sebagai bagian dari panggilan untuk melayani semua ( calling to serve ) dan panggilan untuk   menjadi satu ( ut omnes unum sint ).     1.     Paradigma Kead...

KARAKTER ETIS POLITIK KRISTEN[1]

Image
Oleh. Pdt. Elifas Tomix Maspaitella     0.      PENGANTAR   Topik di atas sekaligus menjadi tujuan dari tulisan ini, berpijak pada tema utama “Memperkuat Demokrasi dari Basis”. Memperkuat demokrasi merupakan suatu usaha memperkuat rakyat ( demos ) dalam arti menggerakkan seluruh masyarakat secara bersama-sama, baik personal, komunal, dan juga menggerakkan institusi-institusi sosial termasuk institusi agama supaya bersama-sama menjadikan masyarakat sebagai kekuatan di dalam demokrasi itu sendiri. Istilah memperkuat ( strengthening ) mengasumsikan rakyat tidak sekedar sebagai subyek melainkan kekuatan langsung dan hakiki dari demokrasi.  Jadi kekuatan (baca. rakyat) itu yang diperkuat, oleh sebab politik telah menjadikan rakyat sebagai “alat” yang terus menerus dimanipulasi atas nama “suara”. Rakyat dijadikan sebagai “instrument” politik praktis, sehingga tujuan politik yang seharusnya untuk melayani rakyat menjadi untuk merebut dan membagi-bag...