Posts

Showing posts from May, 2009

Surat Terbuka dan Seruan dari Pemimpin-pemimpin Agama Islam

Sebuah Persamaan (Kalimat Bersama) di Antara Kami dan Kamu (Ringkasan dan Ikhtisar) Kaum Muslim dan Nasrani bersama-sama berjumlah lebih dari setengah populasi dunia. Tanpa perdamaian dan keadilan antara kedua komunitas agama ini, tidak ada perdamaian yang berarti di dunia. Masa depan dunia ini tergantung pada perdamaian antar kaum Muslim dan Nasrani. Dasar dari perdamaian dan pengertian ini sudah ada. Yaitu bagian dari prinsip yang sangat mendasar dari kedua kepercayaan: kasih kepada Allah yang Maha Esa dan kasih kepada sesama. Prinsip-prinsip ini ditemukan berulang-ulang di dalam teks-teks suci Islam dan Kekristenan. Kesatuan Allah, pentingnya kasih kepada Dia, dan pentingnya kasih kepada sesama dengan demikian menjadi dasar yang sama dalam Islam dan Kekristenan. Yang berikut hanyalah beberapa contoh: Tentang Kesatuan Allah, Allah berkata dalam Kitab Suci Al Qur’an: Katakanlan (ya Muhammad): Dialah Allah yang Mahaesa. Allah yang dituju (untuk meminta hayat) (Al-Ikhlas, 112:1-2). Meng

A Common Word – Kalimat Bersama!

Image
Suatu Tanggapan Oleh. Elifas Tomix Maspaitella 1. Menguji kembali Asumsi Dua asumsi dari A Common Word (ACW) dalam suatu perspektif eccumenical dialogue antara Islam dan Kristen: (1) Islam dan Kristen menyumbang lebih dari separuh (55%) penduduk dunia; dan (2) memiliki ajaran yang sama mengenai kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Asumsi yang pertama, tidak mesti dimengerti secara taktis, melainkan dimengerti secara paradigmatik, bahwa Islam dan Kristen menjadi komunitas yang membentuk sebagian peradaban masyarakat dan peradaban beragama di dunia; baik pada basis-basis komunitas lokal maupun dalam persaudaraan global. Sebab jika asumsi itu dimengerti secara taktis, maka dialog ekumenis yang dibangun akan terperangkap dalam klaim posisi. Asumsi yang kedua menohok kembali pada persoalan mendasar yakni apakah dialog ekumenis mesti dibangun kembali dari dasar ajaran – sesuatu yang dalam waktu lama dihindari karena bayangan ‘benturan’. Jika asumsi kedua ini yang kemudian dipakai, t

KASIH YANG SEMPURNA

Bahan Bacaan : Matius 22:37-40 (Tematis) Teks bacaan kita hari ini mengajarkan tentang ‘kasih yang sempurna’; yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama, seperti diri kita sendiri. Ini jenis Kasih 3in1 (Three in One). Mengasihi Tuhan itu ada syaratnya, yaitu dengan segenap hati – artinya tulus dan sungguh-sungguh, tidak ada keraguan sedikitpun, sebab hati adalah pusat segala keputusan. Dengan segenap jiwamu – artinya memberi hidup secara total kepada Tuhan. Tentu dengan jalan melakukan perbuatan baik, atau menjadikan hidup berguna bagi Tuhan, hidup yang seturut firman Tuhan. Dengan segenap akal budimu – artinya berdasarkan pada keyakinan dan pengenalan kepada Tuhan. Pertanda mengasihi Tuhan juga membuat manusia mesti belajar tentang siapa Tuhan itu. Belajar dari mana? Dari pengalaman hidup setiap hari. Tetapi juga dengan seluruh kepandaian yang kita miliki, karena kepandaian itu adalah bentuk kasih Tuhan. Kasih yang kedua adalah ‘mengasihi sesama’. Apa syaratnya? Teks kita mengatakan s

JANGAN MERANCANG KECELAKAAN

Bahan Bacaan : Mazmur 52:3-9 (Tematis) Petuah orang tua-tua: ‘hidop nih musti biking bae saja, jang cari lawan’! Petuah-petuah ini adalah bentuk-bentuk ajaran hikmat yang setara dengan Mazmur. Artinya betapa perbuatan baik itu adalah sesuatu yang paling ideal dan perlu dalam hubungan dengan sesama. Perbuatan baik itu menunjukkan kualitas hidup kita (orang percaya). Kalau ada yang beda antara kita (orang benar) dengan orang-orang lain (orang fasik), perbedaan itu adalah pada gaya hidup (life style), dan carapandang mengenai perlunya melakukan kebaikan. Karena itu, merancang kecelakaan kepada sesama, dalam setiap bentuknya, menunjukkan rendahnya kualitas hidup kita sebagai orang percaya. Sebab merancang kecelakaan sesama hanya dilakukan oleh orang-orang jahat, yaitu mereka yang sudah tidak mau hidup diatur oleh berbagai aturan moral, hukum dan agama. Orang-orang yang tidak tertib hidupnya. Setiap hari, kita bisa berpeluang merancang kecelakaan, baik dengan pikiran kita, tutur kata dan li