Posts

Showing posts from April, 2009

Menjadi Beriman

Image
Kolose 1:3-8 Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Dalam surat kiriman ini, Paulus memuji orang Kolose karena tiga hal yang mereka miliki, yakni iman, kasih dan pengharapan (ay.4-5). Iman, karena mereka menjadi kristen hanya dengan mendengar berita tentang Yesus, dari ajaran para rasul dan pengikut-pengikut rasul (seperti Epafras dan Timotius). Kasih, karena sebagai orang kristen, mereka tekun dalam saling bertolong-tolongan seorang terhadap lainnya. Pengharapan, karena walau dihadapkan dengan berbagai ajaran (paganisme, Yahudi arus utama, Filsafat Yunani, dan Gnostisisme), mereka tetap berpegang pada Injil tentang Yesus, bahwa Yesus adalah dasar seluruh ciptaan Allah, gambar Allah yang sejati, dan pendamai, serta penyelamat (bnd.1:15-23). Kita juga menjadi kristen karena mendengar kabar baik yang dibawa oleh para pekabar injil. Atau juga menjadi semakin beriman karena intensitas pengajaran Injil melalui pemberitaan Firman, pelayanan kasih, sakramen dan persekutuan kudus dalam jemaat. Kita se

Yah...Puas lha....

Image
Yakobus 1:9-11 oleh. Elifas Tomix Maspaitella Doa : “TUHAN, berilah kepadaku yang secukupnya, hari ini” Amin Renungan: Perlu terlebih dahulu diluruskan bahwa teks ini tidak berarti orang kristen dilarang untuk menjadi kaya, melainkan mengkritik sikap orang kristen yang tidak konsisten, tidak matang dan kekurangan hikmat (bnd.1:2-5), padahal mereka sudah mendengar dan dibentuk oleh ajaran Injil. Analogi kedudukan yang tinggi dan kedudukan yang rendah ini muncul karena ada orang yang merasa berkuasa atas orang lain hanya karena memiliki kekayaan secara material. Bagi Paulus, sikap seperti ini menunjukkan ketidakmatangan orang beriman. Karena itu hidup tidak bisa dilihat pada kedudukan sosial: siapa yang tinggi dan siapa yang rendah. Siapa yang kaya dan siapa yang miskin. Siapa yang berkuasa dan siapa yang dikuasai. Tetapi pada kedalaman hikmat seseorang. Sebab dengan berhikmat, ia akan tahu memanfaatkan kedudukan, kekayaan, kepandaian, kekuasaannya secara benar. Karena itu, ia akan dihor

Dengar dan Jawab

Image
Yakobus 1:19-27 Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Doa: “TUHAN, telah aku dengar tentang kebaikanMu, ajarkan aku melakukannya. Telah aku dengar teriakan orang yang susah, ajar aku menjawabnya” Ayat Fokus: ay. 25c ”…jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya”. Renungan: Dengar dan Jawab! Ini sudah menjadi kaidah dalam suatu komunikasi. Tetapi belum tentu setiap orang yang mendengar keluhan dan permohonan sesamanya yang kesusahan, mau dengan tulus menjawab dengan menunjukkan perbuatan baik. Rumus ibadah yang sejati, dalam bacaan hari ini, terletak pada hal ‘dengar dan jawab’. Mendengar, berarti membuka telinga dan hati untuk juga mengakui bahwa ada banyak orang yang memerlukan pertolongan atau sokongan. Mereka memerlukan suatu tindakan pembebasan, dan motivasi untuk keluar dari masalah itu. Bacaan ini diarahkan kepada kita, jemaat yang ternyata memiliki potensi untuk memberi jawaban atas teriakan orang-orang yang k

MAKNA UNSUR-UNSUR DALAM LITURGI

Image
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Paduan Terompet Jemaat Rumahtiga di Rohua, Januari 2009 A. Perspektif Ibadah merupakan suatu aktifitas agama yang dikemas sedemikian rupa sehingga tampak kesakralannya. Kesakralan itu dikemas melalui suatu tata liturgi, sehingga umat yang beribadah masuk dalam situasi yang khusuk, beralih dari dunianya, dari aktifitas kesehariannya, dan merasakan ‘kehadiran Tuhan’ ( God Presence ) di dalam ibadah itu. Pengertian lain memahamkan ibadah sebagai aktifitas pelayanan dalam ruang sosial, melalui serangkaian perbuatan baik, atau pekerjaan baik yang mendatangkan keadilan, kebenaran, kesejahteraan kepada orang lain/sesama. Ketika digunakan dalam lingkungan ritus agama, ibadah lalu dibawa masuk ke dalam hubungan antara Tuhan dengan umat. Bentuk relasi sosial tadi diubah menjadi suatu relasi ritual yang terkadang mistis. Karena itu aspek pelayanan dimengerti sebagai pelayanan ritual. Aspek ekspresi umat sebetulnya yang menjadi hal penting dalam liturgi. Ekspresi yan

MILIKILAH HIKMAT

Image
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Amzal 1:1-7 Hikmat itu adalah buah dari tindakan belajar, mencari, dan berperilaku yang lurus, sesuai dengan tata aturan yang berlaku; tidak melenceng dari jalan yang benar, dan teguh pada pendirian. Hikmat itu sifatnya membimbing, mengasuh, mengayom, mendidik, mengajar, bahkan menegur agar orang kembali pada keteraturan perilakunya. Milikilah hikmat! Artinya, hikmat itu harus dicari. Di mana kita mencarinya? Pada pengalaman hidup kita selaku pribadi, kelompok, di dalam jemaat, di dalam masyarakat, di dalam bangsa: atau di dalam rupa-rupa pengalaman hidup manusia (termasuk dalam kesulitan dan krisis sekalipun). Bagaimana kita mencarinya? Dengan tekun dan tidak bersungut-sungut, walau berhadapan dengan masalah yang berat. Sebab hikmat akan menuntun orang keluar dari berbagai masalah hidup. Dengan setia, sebab orang berhikmat harus konsisten dengan keputusan hidupnya. Dengan berdoa, sebab berhikmat berarti juga merendahkan hati dan diri, agar TUHAN memberi