Ulangan 10:12-22 (Fokus ay.8)
Hal ‘takut Tuhan’ kembali menjadi isyarat penting dalam pembaruan hidup umat pada segala segi. Hal ‘takut’ di sini bukanlah semacam perasaan akibat adanya ‘teror’, tetapi suatu sikap tunduk, menyembah, dan bertelut di hadapan kemahakuasaan Tuhan yang menghidupkan.
Konsekuensi dari hal ‘takut Tuhan’ itu adalah keputusan-keputusan etis, a.l:
- hidup menurut segala jalan yang ditunjukkanNya; dalam arti konsisten untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, tidak bertindak menurut kehendak dan maunya kita yang kadang lebih didominasi oleh keangkuhan dan cari hormat diri sendiri.
- mengasihi Dia; dalam arti berpegang pada janji yang telah diikat dengan Tuhan. Matius 25:35-40 malah mengimplementasinya dalam kepedulian kepada orang-orang yang menderita, sebagai wujud melayani Tuhan.
- beribadah kepadaNya, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu; dalam arti memberi kepada Tuhan totalitas hidup. Ibadah di sini tidak hanya dalam arti ritual, tetapi juga ibadah sosial atau ibadah karya – dalam membangun relasi pelayanan kepada sesama, lingkungan hidup, dan kepada Tuhan
- berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan; sebagai penegasan akan hal ‘hidup menurut jalan Tuhan’. Namun aspek penting di sini adalah menjadikan perintah Tuhan itu sebagai norma yang mengatur dan mengontrol aktifitas hidup sesehari.
- sunatlah hati dan jangan tegar tengkuk; dalam arti setia hanya kepada Tuhan. Di sini terkandung motivasi sosial yang sangat kuat. Kesetiaan manusia kepada Tuhan itu harus diimplementasi, sebab dalam kasihNya, Tuhan turut membela hak orang-orang miskin, para janda, dan anak yatim, dan melayani orang-orang asing, termasuk memberikan kepada mereka pakaian.
Sikap-sikap etis itu menjadi semacam aturan moral-agama. Tujuannya agar orang berusaha melaksanakan perbaikan dalam kehidupan bersama (dalam setiap aspek hidup). Panggilan sosial agama menjadi sesuatu yang penting di sini. Karena itu, rangkaian perintah-perintah itu dialamatkan untuk setiap orang yang peduli untuk panggilan kemanusiaannya.(eltom)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
TALITA KUM
(Markus 5:35-43) Oleh. Pdt. Elifas Tomix Maspaitella PROKLAMASI KEMESIASAN YESUS Injil Markus, sebagai injil tertua yang ditulis antara ta...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Paduan Terompet Jemaat Rumahtiga di Rohua, Januari 2009 A. Perspektif Ibadah merupakan suatu aktifitas agama ...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella [Materi Ibadah Keluarga Perangkat Pelayan Jemaat Rumahtiga, 17 September 2013] Pengantar Tulisan ini...
-
Mazmur 34:16, 17 – Tafsir dan Rekritik Oleh. Elifas Tomix Maspaitella 1. Berawal dari paradigma ‘serba dua’ Saya memberi judul di...
No comments:
Post a Comment