Oleh. Elifas Tomix Maspaitella
Vox populi, vox Dei, suara rakyat suara TUHAN. Ketika slogan ini diterjemahkan dalam alam demokrasi maka pilihan rakyat terhadap setiap pemimpinnya mutlak pilihan TUHAN. Alih-alih belajar teologi mengenai teodise –jika TUHAN membiarkan dosa atau kejahatan terjadi, mungkinkah kejatuhan moral para pemimpin bangsa, kebohongan mereka yang terus menerus adalah dampak dari rakyat dan TUHAN yang salah pilih?
Kita belajar mengenai rekayasa yang tentu tidak melulu berkonotasi negatif. Sebab rekayasa [enginering] itu dimaksudkan mengadakan, menciptakan sesuatu secara sengaja agar bisa difungsikan untuk suatu maksud atau kepentingan. Rekayasa yang dimanipulasi akan bermakna lain dan sering negatif, sebab aspek kepentingan tadi berubah menjadi tujuan dan rekayasa itu alat pencapaian tujuan. Pada sisi itu rekayasa dikontrol di satu tangan yang menjadikan sistem ibarat robot yang dikendalikan dengan remote control di tangannya.
Dalam tendensi itu fenomena hukum dan perpolitikan di bangsa kita patut dimengerti. Pemimpin dan politisi yang dipilih rakyat bersama TUHAN telah merampas hak-hak rakyat dan TUHAN menjadi milik mereka sendiri. Mereka mengendalikan cita-cita rakyat, mengklaim harapan rakyat, mengklaim kehendak TUHAN melalui serangkaian manipulasi demokrasi yang dipraktekkan dari waktu ke waktu.
Mereka gampang berjanji kepada rakyat –saat kampanye, dan mereka pula gampang mempertontonkan kebohongannya di hadapan media saat sidang-sidang marathon dan rapat dengar pendapat yang disiarkan langsung jaringan TV swasta. Lalu tanpa malu mereka memperlihatkan wajahnya tatkala kemudian tersangkut suatu kasus dan digelandang ke tahanan kepolisian dan bahkan Lapas, lalu mendekam di sana bertahun-tahun. Pertanyaannya di mana pertanggungjawaban mereka atas suara rakyat dan suara TUHAN yang memilih dan mempercayakannya itu?
Rakyat bisa salah pilih. Jika demikikan mungkinkah TUHAN juga salah menunjuk dan mengilhami rakyat untuk memilih politisi seperti itu? Jangan-jangan iya. Makanya saat ini ketika rakyat mengeluh, semoga TUHAN juga menyesal.[*]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
TALITA KUM
(Markus 5:35-43) Oleh. Pdt. Elifas Tomix Maspaitella PROKLAMASI KEMESIASAN YESUS Injil Markus, sebagai injil tertua yang ditulis antara ta...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Paduan Terompet Jemaat Rumahtiga di Rohua, Januari 2009 A. Perspektif Ibadah merupakan suatu aktifitas agama ...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella [Materi Ibadah Keluarga Perangkat Pelayan Jemaat Rumahtiga, 17 September 2013] Pengantar Tulisan ini...
-
Mazmur 34:16, 17 – Tafsir dan Rekritik Oleh. Elifas Tomix Maspaitella 1. Berawal dari paradigma ‘serba dua’ Saya memberi judul di...
1 comment:
bung , Tuhan su buat betul tp manusia yg biking salah akang ,...
Post a Comment