(eltom, 25/11-09)
Instrumen: “Anak Maria Dalam Palungan” (KJ.No. 112)
[penari latar – tarian yang melukiskan Perempuan yang terdiam setelah melahirkan]
[ketiga pembaca puisi di depan podium dengan wajah muram/sedih, sambil menunduk kepala]
Dapatkah aku lukiskan suasana hatiku yang sebenarnya?
Pernakah orang merasa apa yang sebenarnya membara dalam kalbuku?
Bisakah aku berbagi cerita bahwa sebenarnya hatiku gunda?
Mungkin tiada yang percaya
[penari menarikan gerakan perempuan yang menanggung malu]
Aku malu menunjukkan wajahku
Aku tak kuasa menanggung berat badanku
Haruskah aku mengurung diri dan berharap tiada seorang pun tahu
Bagaimana jika beban di perutku tambah berat
Dan perutku tambah membesar
Dan sang bayi ini terus bertumbuh
Oh…..perempuan sepertiku…..
Kan kugurat hari-hariku dengan cerita sedih
Aku kan dipandang dengan mata memincing
Sudut bibir mereka kan berseloroh sinis
Dengan beban membathin aku harus berjalan jika tidak mau susah melahirkan
Tapi siapa penyanggah berat bebanku
Aku harus bekerja jika mau anakku lahir sehat
Dia harus mendapat asupan vitamin
Dan sering diperiksa sang bidan
Tapi siapa yang harus menuntun menutupi rasa maluku
Oh….perempuan sepertiku…..
Cerita orang tentu kan miring
Mata orang tentu kan mengerling
Bibir orang tentu mencibir sampai manyun
Sindiran kan jadi bajuku
Umpatan kan jadi telekungku
Cercaan bisa menjadi penutup kepalaku
Perempuan sepertiku pasti kan menangisi dan memaki diri sendiri
Tapi
Apakah
Aku
Yang
Salah
Atas
Semua
Ini???
Jika aku pun tak kuasa menahan amukan cinta Sang Roh Kudus
Dan rahimku tak kuasa mencegah benih dari sang Ilahi
Lalu perutku harus menjadi tempat sang Kudus bertumbuh
…….
Yang masuk melalui mulutku dimakan pula janin sorgawi ini
Yang kuteguk setiap waktu diminum sang janin mulia ini
Tetapi
Mengapa
Semua
Mata
Terus
Memandang
Miring
Kepada
Ku
[penari latar menarikan tarian Perempuan yang Bangkit dari tekanan]
Terserah apa mereka memandangku
Terserah apa kata mereka untukku
Terserah apa cerita mereka tentang diriku
Jika padaku kau tanyakan: ‘mengapa?’
‘Ku jawab: ‘entahlah’
Jika padaku kau tanyakan: ‘siapa gerangan?’
‘Ku jawab pula: ‘entahlah’
Dan jika kau buru aku dengan pertanyaan: ‘milik siapa ini’?
Kepadamu pun ku jawab: ‘entahlah’
Sebab aku hanyalah HAMBA
Tapi bukan untuk kau injak
Dan bukan untuk kau perbudak dengan alasan cinta
Sebab aku hanyalah HAMBA
Tapi bukan untuk kau paksa merentang kaki karena mampu kau bayari
Juga tidak untuk alasan cinta kalau kau muncul dalam rupa ‘si rakus’
Sebab aku hanyalah HAMBA
Yang mengisi hari dunia ini dengan CINTA
‘Ku dandani waktu ini dengan KASIH
‘Ku meteraikan hidup semesta ini dengan CINTA PUTIH
[penari latar menarikan tarian Perempuan bersukacita]
Tak ada lagi awan bertudung malu
Dan mega putih berarak di angkasa
Alam bercerita tentang cinta
Padang rumput disirami cahaya putih
Lihat mereka: gembala, orang kurang beruntung
kini berlari mengejar suka
Dan aku perempuan itu
ku dengar semua umpatan
telingaku dipenuhi kidung malak
Mataku terus memandang dunia yang memincing
penglihatanku tertumbuk kejar-kejaran orang dari kandang domba
Aku perempuan itu
Hanya memendam dalam hati
tugas kudus
Karena rahimku dibuahi sang Roh
anakku buah sang Ilahi
Bukan tiada maksud aku berbisik dari hati yang lirih hari ini:
Kepada semua perempuan yang diperlakukan tidak adil
Jika kalian diinjak di ranjang
Dan jubah kalian dirobek di pematang
diperah
menanggung beban di perutmu
Tanpa ada yang berkata: ‘benih itu ku punya’
Dengarlah kataku:
Bangunlah
ukirlah hari-hari baru ke depan
Berteriaklah
tuturkan kisah pedihmu di atas tanah ini
Sebab kita bungkam
mereka sangka kita bisa dipermainkan
Berjalanlah
atur langkahmu dengan sigap
Jagalah
Agar yang tak berdosa menikmati indahnya dunia
Dia bersaksi: Ibuku bersih
Untuk perempuan di dunia
‘Suarakan keadilan’
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
TALITA KUM
(Markus 5:35-43) Oleh. Pdt. Elifas Tomix Maspaitella PROKLAMASI KEMESIASAN YESUS Injil Markus, sebagai injil tertua yang ditulis antara ta...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Paduan Terompet Jemaat Rumahtiga di Rohua, Januari 2009 A. Perspektif Ibadah merupakan suatu aktifitas agama ...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella [Materi Ibadah Keluarga Perangkat Pelayan Jemaat Rumahtiga, 17 September 2013] Pengantar Tulisan ini...
-
Mazmur 34:16, 17 – Tafsir dan Rekritik Oleh. Elifas Tomix Maspaitella 1. Berawal dari paradigma ‘serba dua’ Saya memberi judul di...
No comments:
Post a Comment