SAMAKAN LEVEL KASIHMU DENGANKU
Renungan Yohanes 21:15-19
Oleh. Pdt. Elifas Tomix Maspaitella
I. MENGENAL ITU LEBIH BAIK
Dialog Yesus dengan Petrus dalam Yohanes 21:15-19 berlangsung sebelum Yesus terangkat ke surga atau sebagai rangkaian terakhir dalam penyataan diri-Nya setelah Paskah. Dialog ini merupakan tahapan transisi kepemimpinan kerasulan yang penting, sebab Petruslah yang mendapat mandat untuk memimpin lembaga kerasulan. Malah pengakuan imannya mengenai Yesus sebagai Mesias adalah kunci dari tindakan Yesus mendirikan gereja-Nya (br. Mat.16:13-20; Mrk.8:27-30; Luk.9:18-21).
Pengenalan di antara mereka, Yesus dan Petrus, berlangsung sejak ia dipanggil menjadi murid Yesus. Bahkan Yesus mengenal kondisi psikologis dan emosionalitas Petrus. Berulang kali ia diajak menemani Yesus pada peristiwa-peristiwa khusus, seperti saat Yesus dimuliakan di atas gunung dan saat berdoa di Getsemani.
Secara naratif, malah Petrus dikarakterkan sebagai murid yang responsif, suka memberi tanggapan, malah berani menegor Yesus (Mat.16:22; 26:33).
Tetapi tugas kerasulan itu dipercayakan Yesus kepada Petrus supaya ia dapat meneruskannya sebagai tanda bahwa pengorbanan, penyaliban, kematian dan kebangkitan Yesus menjadi berkat keselamatan kepada semua umat manusia. Dalam pengertian itu kita harus memahami khotbah Petrus di hari Pentakosta sebagai bentuk pelaksanaan tanggungjawab kerasulan yang mulai ia lakukan sesuai karunia Roh Kudus (Kisah.2:14-40).
Kembali ke pokok kita, kualitas pengenalan Yesus kepada Petrus yang menentukan lembaga kerasulan itu hidup dan berkembang dalam sejarah kekristenan atau sejarah gereja setelah Pentakosta sampai saat ini dan ke depan.
Dalam Yohanes 21:15-19 ini Yesus membentuk basis nilai dasar dalam diri Petrus sebagai jaminan kelangsungan lembaga kerasulan itu. Ia mempercayakan tugas menggembalakan umat. Berbeda dengan catatan Matius, yang melihat perpisahan Yesus dengan para murid melalui pelimpahan kewenangan membaptis dan memberitakan Injil. Dalam Yohanes, tugas kegembalaan sebagai amanat kerasulan dan tanggungjawab pokok lembaga kerasulan diutamakan. Sebab itu posisi Petrus sebagai pemimpin lembaga kerasulan menjadi penting.
Yesus menyerahkan tugas kegembalaan sebagai tugas lembaga kerasulan itu kepada Petrus. Ucapan Yesus yang berulang sebanyak tiga kali: “Gembalakanlah domba-domba-Ku” (Yoh.21:15,16,17) adalah penegasan (strengthening, hightening development) mengenai posisi peran Petrus atas lembaga kerasulan yang baru dibentuk-Nya.
II. LEVEL KASIH YANG SAMA
Yesus benar-benar mempersiapkan dan menugaskan Petrus memimpin lembaga kerasulan dan melanjutkan tugas kerasulan yang berdimensi pastoralistik. Tugas kegembalaan merupakan fungsi utama lembaga kerasulan itu.
Kita tentu ingat pertanyaan Yesus kepada Petrus dan murid-murid-Nya di Kaiserea Filipi. “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” (Mat.16:13). Mereka memberi jawaban berbeda, dan Petrus yang menjawab dengan menunjuk kepada Yesus: “Engkau adalah Mesias Anak Allah yang hidup” (Mar.16:16).
Dalam Yohanes 21:15, Yesus bertanya langsung kepada Petrus dengan pertanyaan yang sama: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Dalam ayat ini Yesus membandingkan level kasih Petrus dengan murid-murid yang lain. Artinya, sebagai pemimpin lembaga kerasulan, ia harus menunjukkan level yang lebih. Dan pada ayat 16 dan 17, Yesus mengulangi pertanyaan yang sama secara ringkas, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”
Petrus, atas pertanyaan berulang dari Yesus itu menjawab dengan jawaban yang sama: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” (Yoh.21:16,17). Dalam ayat 17, penulis Injil Yohanes mengelaborasi emosionalitas Petrus, bahwa pada kali ketiga itu ia menjawab dengan sedih hati, karena Yesus mengulangi pertanyaan yang sama. Emosionalitas Petrus ini penting karena mengingatkan kita pada tiga kali ia menyangkal Yesus saat Yesus ditangkap dan akan disalibkan (Mat.26:69-75; Mrk.14:66-72; Luk.22:56-62; Yoh.18:15-18, 25-27).
Pertanyaannya, mengapa Yesus tiga kali mengulangi pertanyaan itu? Teks Alkitab berbahasa Yunani menolong kita untuk memahami motiv Yesus mempersiapkan pemimpin lembaga kerasulan/gereja itu.
Dalam teks Alkitab berbahasa Yunani, Yesus bertanya dengan menggunakan kata “agapas” (ἀγαπᾷς). Kata Kerja Present Indikatif Aktif, dari kata “agapaó” (ἀγαπάω), yang berarti: kasih atau cinta tanpa alasan, tanpa syarat, yang diberikan atau diwujudkan secara sukarela atau dalam suasana sukacita, tanpa ada penyesalan kelak jika ada kondisi apapun. Suatu level kasih atau cinta yang tidak terbatas, tidak bertepi, tidak berakhir, tidak berujung (infinity love), dan terbuka kepada semua orang tanpa ada sentimen (affection) tertentu.
Petrus, sebanyak tiga kali pun, menjawab Yesus dengan menggunakan kata “kasih” yang sama, yaitu “philō” (φιλῶ) dari kata “phileó” (φιλέω), jenis Kata Kerja Present Indikatif Aktif, genus kata yang sama dengan “agapas” yang digunakan Yesus. Namun kata “philō” mengandung arti kasih dimana ada keterikatan pribadi, dan tanda-tanda yang dilakukan terhadap orang atau objek tertentu, misalnya dalam tindakan mencium.
Yesus hendak membawa Petrus keluar dari level kasih ke kepada level kasih yang sama dengan-Nya atau keluar dari “philō” ke “agapas”, sebab ia tidak akan memimpin atau menggembalakan suatu kelompok kecil (12 rasul) melainkan bersama mereka menggembalakan semua orang percaya di seluruh muka bumi. Itu hanya dapat dilakukan ketika Petrus berada pada level kasih yang sama dengan Yesus.
III. KASIH GEMBALA KEPADA DOMBA
Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yoh. 21:15). Itu adalah tugas Petrus, dan ia yang harus menjadikan tugas itu sebagai tugas utama lembaga kerasulan yang telah diserahkan Yesus kepadanya.
Dalam teks Alkitab berbahasa Yunani, ada dua kata yang digunakan untuk istilah “gembalakanlah”. Kata pertama, digunakan dalam Yoh.21:15 dan 17, adalah “Boske“ (Βόσκε), yang artinya secara harfiah ialah “memberi makan” dan kata kedua, digunakan dalam Yoh.21:16, ialah “Poimaine” (Ποίμαινε), yang artinya “gembalakanlah”.
Seperti halnya kata “agapas” dan “philio”, kedua kata ini pun bergenus Kata Kerja Present Indikatif Aktif. Kata “boske”’ lebih condong menerangkan usaha menggembalakan yang sungguh-sungguh, butuh tindakan langsung, suatu usaha untuk memberi jaminan berupa makanan, bukan kepada satu orang melainkan semua orang ~ dalam ilustrasi kawanan domba, yang dibawa ke tempat dimana tersedia segala jaminan kehidupan. Sedang kata “poimaine” menerangkan pada usaha menggembalakan dalam arti memimpin (to rule, govern). Jadi keduanya mengarahkan Petrus pada fungsi kepemimpinan yang dinamis dan mengarah kepada orang banyak.
Pada pengertian itu kita terbantu memahami mengapa “kasih” menjadi aspek penting, sehingga Yesus menghendaki agar Petrus berada pada lavel tertinggi dari kasih itu kepada Yesus dan domba-domba-Nya. Yesus mempercayakan umat kepada Petrus, sehingga ia harus memastikan bahwa lembaga kerasulan yang dipimpinnya itu kelak dan terus menjadi lembaga kegembalaan yang melayani dengan baik selalu gembala domba.
Demikian catatan refleksi saya, atas nas Alkitab yang dibacakan dalam Ibadah Akta Pembasuhan Kaki, pada Penataran Majelis Jemaat GPM se-Klasis Pulau-Pulau Bacan, Rayon I, di Gedung Gereja Elroy, Jemaat Tomori, Jumat, 13 Juni 2025.
Comments