I
Aku,
Kalau
sampai waktuku
‘ku
mau tak seorang pun merayu
Tidak
juga kau
Tak
perlu sedu sedan itu
Begitu kata Chairil Anwar
Yang mengaum laksana
binatang jalang
Untuk merobek jantung
mereka yang suka menelan
Dan mengejar mereka yang tidak
tahu malu bukan kepalang
II
Auman anak bangsa bagai garuda
mengangkasa mencari mangsa
Matanya tajam menembus
belukar dan muka air
Suaranya merobek angkasa
dan berkata: “ku robek jantungmu wahai penjajah”
Ia terbang tinggi dan
menukik tajam
Membela tanah
Menembus muka air
Dan sekali menerkam,
cakarnya menancap tak terlepas
Tubuh penjajah dirobek
Dan sang garuda mengangkasa
teriakkan : “kemerdekaan adalah hak segala bangsa”
III
Persada nusantara gegap
gempita
Tak sejengkal tanah ini
dibiarkan lagi terjajah
Berpuluh orang maju
selangkah
Menantang bahaya di bawah
hujan mesiu
Bara di dada melihat tanah
dilindas
Marah di dada melihat
saudara ditindas
Api di mata melihat cengkeh
dirampas
Nusantara bangkit dan siap
menebas
IV
Berteriaklah kalian wahai
Andalas
Kau besar dan gugusmu
panjang
Nyaringkan suaramu
Pekikkan amarahmu
Biar kaki mereka gemetar
Dan pontang panting
berputar terpencar
V
Bangunlah kau hai Jawadwipa
Kau besar dan gugusmu
panjang
Larilah dan hadanglah
mereka dengan pedang
Jangan biarkan kaki mereka
menendang tanah
Teruslah berlari biar
mereka jatuh membujur di sawah-sawah
VI
Kumandangkan amarahmu wahai
Borneo
Laksana garuda, kibaskan
sayapmu
Biar pohon meranggasmu
menjadi pagar
Jangan biar setitik api
mereka membakar
VII
Walau kau kecil di sudut
nusantara
Bangunlah wahai Raja-raja
Maluku marah
Keluarlah wahai
kapitang-kapitang
Sebelum mereka meruncingkan
bambu
Sebelum mereka menghunus
keris
Pattimura cakalele parang deng
salawaku
Cengkeh mereka rampas
Beta balas deng ramas
Pala mereka tebang
Beta balas deng serang
Mutiara mereka ambil
Beta balas deng cungkel
VIII
Saat perempuan-perempuanmu
dipingit dan berpuisi
Nusahulawano di pulau
anyo-anyo tidak manare lengso
Martha Christina rampas
tombak
Lari, balumpa meti, tikang mereka
yang berlaku jahat
IX
Hingga suatu hari
Persada ini teriakkan
‘MERDEKA’
Merah Putih mengangkasa
Membela langit biru
Bertudung awan putih
berarak dari pagi ke senja
X
Lalu
Republik ini belajar
berjalan
Negara ini belajar berdiri
Bangsa ini belajar berlari
Berlari dan semakin jauh
Melompat dan semakin tinggi
XI
Kami di pulau kecil ini
Nyaris tak mau menyanyi
‘dari sabang sampai merauke’
Karena saudara kami di
Timor-Timur kini sudah menjadi tetangga
Kami di pulau kecil ini
Nyaris tak mau menyanyi
‘maju tak gentar’
Sebab saudara kami kadang
ditembak
Padahal dada mereka
menggemuruh jantung Indonesia
Darah mereka mendidihkan
Indonesia
Kami di pulau kecil ini
Nyaris tak mau melagukan
‘Indonesia tanah air beta’
Sebab kami dituduh dengan
rupa-rupa sebab
Kami dialamatkan rupa-rupa
bencana
Telunjukmu menunjuk kami
yang bukan-bukan
XII
Jika kami berteriak,
disangka pemberontak
Maka maukah kau sedikit
mendengar bisik kami?
Pergilah ke surga
Jangan ke neraka
Minta ijinlah pada Tuhan
‘Selamat Hari Merdeka,
Tuhan. Bisakah saya berjumpa Menner Alexander Yacob Patty?’
Maka ia akan bertutur
kepadamu:
‘Sebelum Republik ini jadi,
Jong Ambon telah merintis pergerakan kemerdekaan’
Sebelum kalian memimpikan
Merdeka, putra-putra kami sudah merancangnya
Sebelum kalian mengenal
solidaritas, rasa cinta pada persada ini ibarat papeda dan colo-colo di meja
makang kasiang kami
Ia tidak akan menipumu
Sebab para penipu adanya di
neraka
Dan Tete Alex ada di Surga
XIII
Kami, remaja pulau seribu
ini masih mau berbisik kepadamu
Pergilah ke surga
Jangan ke neraka
Minta ijinlah pada Tuhan
‘Selamat Hari Merdeka,
Tuhan. Bisakah saya berjumpa Mr. Johanis Latuharhary?’
Maka ia akan menceritakan
kepadamu
Bahwa tanah tampa potong
pusa ini
Maluku, negeri kecil ini
Adalah pulau yang
melahirkan negara dan bangsa Indonesia
‘Kibar Sang Saka Merah
Putih, beta ada par oras itu di situ’
Ia tidak akan menipumu
Sebab para penipu adanya di
neraka
Dan Tete Nani ada di Surga
XIV
Kami, remaja pulau seribu
ini masih mau berbisik kepadamu
Pergilah ke surga
Jangan ke neraka
Minta ijinlah pada Tuhan
‘Selamat Hari Merdeka,
Tuhan. Bisakah saya berjumpa Johannis Leimena?’
Maka ia akan menuturkan
kepadamu:
‘Untung beta cegah Presiden
Seokarno ‘jangan ke Madiun, tetapi pergilah ke Bogor’
Kalau tidak, bukan
Indonesia ini yang ada saat ini
Tetapi Indonesia yang
berwajah lain
Ia tidak akan menipumu
Sebab para penipu adanya di
neraka
Dan Tete Yo ada di Surga
XV
Masihkah kalian tidak
percaya
Kalau tangan kami mengepal,
Indonesia yang kami genggam?
Maka, remaja pulau seribu
ini masih mau berbisik kepadamu
Pergilah ke surga
Jangan ke neraka
Minta ijinlah pada Tuhan
‘Selamat Hari Merdeka,
Tuhan. Bisakah saya berjumpa Gerrit Siwabessy?’
Maka ia akan menuturkan
kepadamu:
‘bangsa-bangsa saat ini
berlomba dengan nuklir
Herannya orang Indonesia
termangu-mangu
Padahal, beta yang
perkenalkan atom dan nuklir di persada ini’
Ia tidak akan menipumu
Sebab para penipu adanya di
neraka
Dan Tete Gerrit ada di
Surga
XVI
Maka dengarlah wahai
Indonesia
Kami remaja seribu pulau
ini
Adalah pewaris nilai
MERDEKA itu
Kami tidak suka diusik oleh
tuduhan
Karena kami mau belajar
Kami tidak mau diganggu
oleh angkara
Karena ini tanah MERDEKA
XVII
Hari ini kami serukan
MERDEKA
Kami mau MERDEKA tanpa
huruf ‘D’
XVIII
MERDEKA
Harus tanpa DARAH
Sebab tidak ada penjajah
yang berbangsa sama
Tidak ada lawan yang
bersaudara
Warga negara bukanlah musuh
Maka berilah kami MERDEKA
tanpa DARAH
XIX
Hari ini kami serukan
MERDEKA
Kami mau MERDEKA tanpa
huruf ‘D’
XX
MERDEKA
Harus tanpa DENDAM
Sebab merdeka diraih dengan
bersatu
Merdeka diperoleh karena
sehati
Merdeka adalah untuk semua
SAUDARA
Maka berilah kami MERDEKA
tanpa DENDAM
XXI
Hari ini kami serukan
MERDEKA
Kami mau MERDEKA tanpa
huruf ‘D’
XXII
MERDEKA
Harus tanpa DUSTA
Sebab merdeka adalah janji
hidup bersama
Merdeka adalah tekad
membangun bangsa
Berjanji setia pada
Pancasila dan UUD 1945
Berbahasa yang sama, bahasa
Indonesia
Bertumpah darah satu, tanah
air Indonesia
Merdeka adalah harapan
kesejahteraan
Merdeka adalah adil
Maka berilah kami MERDEKA
tanpa DUSTA
XXIII
Hari ini kami serukan
MERDEKA
Kami mau MERDEKA tanpa
huruf ‘D’
XXIV
MERDEKA
Harus tanpa DERITA
Maka hentikan pertikaian
Hentikan perbudakan
Hentikan diskriminasi HAM
Hentikan monopoli dan
perampasan hak ulayat
Biarlah kami makan dari
tanah dan laut kami
Maka berilah kami MERDEKA
tanpa DERITA
XXV
Hari ini kami serukan
MERDEKA
Kami mau MERDEKA ada ‘DADA’
Sebab di DADA remaja seribu
pulau ini
ADA INDONESIA
Eltom – 16/8-2014
[dibacakan dalam Ibadah Syukur HUT ke-69
RI
Ibadah Remaja Klasis GPM Kota Ambon,
Gereja Maranatha, 17 Agustus 2014]
No comments:
Post a Comment