Paket Acara Pencanangan Minggu Sengsara Yesus Kristus
Jemaat GPM Rumahtiga
Tema:
Merayakan Kebangkitan Kristus yang Membebaskan
(Kisah Para Rasul 13:26-41)
Persiapan Ibadah:
Jemaat mengambil posisi pada tempat yang sudah disiapkan (di halaman Gereja Fajar Hidup). Saat masuk ke tempat ibadah, jemaat langsung memberikan persembahan syukur pada Peti Persembahan yang sudah disediakan
Salam:
Liturgos 1:
(menyampaikan salam dan ucapan selamat datang, serta mengajak jemaat masuk dalam perenungan Minggu Sengsara Yesus Kristus Tahun 2010 – dilanjutkan dengan Votum)
Soloist: Kepala Yang Berdarah
(sambil Sketsa Yesus dalam balutan Warna Putih masuk membawa kantong berisi roti, berpapasan dengan beberapa orang yang kurang beruntung: simbol orang miskin, orang lumpuh yang terkapar di tanah, orang buta)
Liturgos 2:
Jemaat, kita hendak menapaki jejak-jejak Penderitaan Yesus dalam Minggu Sengsara ini. Inilah Yesus yang berjalan di dunia kita sejak dahulu hingga kini.
Benarkah Dia harus berjumpa dengan orang miskin, atau jangan-jangan dia sendiri anak orang miskin. Mengapa dalam kemiskinan kami, Kau datang, YESUS?????
Benarkah Dia harus berpapasan dengan orang-orang yang terkapar di jalanan karena sakit, lumpuh, karena dibuang sanak keluarga, karena perlakuan masyarakat yang tidak adil? Mengapa dalam ketidakadilan dunia, kau harus datang, YESUS????
Ada yang tidak bisa melihat, lalu untuk apa Kau berjumpa dengan mereka??? ada yang kelaparan, lalu untuk apa Kau melayani mereka makan??? Ada yang dicibir dunia karena dosa kedagingan, tapi engkau terkesan bergaul bersama mereka????
Yesus Berwarna Putih:
Saudara-saudaraku, bukan untuk orang sehat sang Tabib Agung datang, melainkan untuk orang yang sakit. Aku datang, supaya mereka memperoleh kesembuhan dan memperolehnya dalam segala kelimpahan.
(kepada orang miskin – sambil mengeluarkan roti dari kantong yang dibawanya) Ambillah, dan makanlah. Ingatlah bahwa bukan dari roti saja manusia hidup, tetapi dari Firman yang keluar dari mulut Allah. Karena itu, pergilah, dan bekerjalah.
(kepada orang lumpuh – sambil mengangkat tangannya) bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah. Sesungguhnya melalui engkau banyak orang akan mengenal siapa Tuhan.
(sambil memegang mata orang buta) Ephata – terbukalah. Aku akan membuat banyak mata terbuka untuk menatap betapa ketidakadilan di dunia ini harus dilawan. Bersaksilah, sebab hari ini dengan matamu sendiri engkau telah melihat Juruselamat
(Yesus berwarna putih kemudian berjalan keluar dengan orang-orang yang sudah dipulihkanNya)
Prokantor:
Marilah Jemaat, bergembiralah, sebab Dia Yang Datang dalam Nama Tuhan mampu melakukan banyak perkara besar dan ajaib dalam hidup kita. Adakah saudara-saudara percaya kepada YESUS???? Angkatlah suaramu dan pujilah namaNya:
Oh Betapa Senang
Oh Betapa Senang, jadi anak Tuhan
Senang, jadi anak Tuhan (2x)
Oh Betapa Senang, jadi anak Tuhan
Nyanyi Glori
Nyanyi Glori, glori, glori bagi sang Raja
Ooo.nyanyi Glori, glori, glori bagi sang Raja
Nyanyi Glori, glori, glori bagi sang Raja
Mari rayakan dan nyanyi
Kita semua merasa sukacita
Bila kita menyembah Dia
Kita semua merasa bahagia
Bila kita semua Nyanyi Glori…
Amin
Amin, amin, amin, amin, amin
Dia lahir untuk kami
Dia mati untuk kami
Dia bangkit bagi kami semua
Dia itu Tuhan kami
Dia itu Allah kami
Sang penebus Juruselamat dunia
Dia itu Firman Allah yang turun ke bumi
Dan jadi sama dengan manusia
Dia itu Tuhan kami
Dia itu Allah kami
Sang penebus Juruselamat dunia
Amin, amin, amin, amin, amin
Soloist: Kepala Yang Berdarah
(sambil Sketsa Yesus dalam balutan Warna Hijau masuk bersama dengan sekelompok muridNya: dan on position – ibarat narator yang sedang bertutur tentang kisah Yesus)
Liturgos 1:
Dia pun berjalan keliling kampung dan negeri sambil mengajar banyak hal tentang kehidupan. Di suatu waktu, saat ia mengajar:
(masuk Yesus dalam balutan warna biru – dan ditolak serta diolok-olok oleh sekelompok orang)
Ia ditolak oleh orang-orang yang tidak suka dengan pengajarannya. Mereka membencinya, memusuhi dirinya dan menganggapnya pengacau dan hendak mengubah Taurat.
Yesus dalam balutan warna biru:
Aku datang bukan untuk meniadakan Taurat. Sebab satu iotapun darinya tidak boleh diubah. Tetapi dengarlah hai para tua-tua dan pasanglah telingamu wahai generasi muda, ‘turutilah apa yang ada dalam hukum, tetapi jangan gunakan hukum untuk menindas orang-orang lemah. Kamu harus katakan ya kepada yang ya dan tidak atas yang tidak’. Dan lebih daripada itu, kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Liturgos 1:
Demikian pun ia mengajar tentang bagaimana caranya mengasihi yang sempurna:
(masuk Yesus dalam balutan warna kuning bersama beberapa orang lain)
Seseorang murid:
Tuhan, bagaimanakah caranya kami menunjukkan kasih kepada Tuhan dan kepada sesama?
Yesus dalam balutan warna Kuning:
Kepadamu dan kepada semua orang di sini aku hendak bertanya: ‘adakah padamu seorang saudara yang kini, dan hari ini sedang kelaparan karena miskin’???
Murid Yesus/Jemaat:
Ada!!!
Yesus dalam balutan warna Kuning:
Sudahkah engkau berkunjung ke rumahnya dan memberinya makanan?
Murid Yesus/Jemaat:
Sudah!
Yesus dalam balutan warna Kuning:
Baiklah tingkah lakumu! Aku bertanya kepadamu lagi: ‘adakah padamu seorang saudara yang kehausan dan meminta minum dari air di dalam buli-bulimu’
Murid Yesus/Jemaat:
Ada!!!
Yesus dalam balutan warna Kuning:
Pada saat dia meminta, bersediakah kamu memberinya minum walau segelas saja??
Murid Yesus/Jemaat:
Iya, aku memberinya minum dari buli-buliku
Yesus dalam balutan warna Kuning:
Baiklah tingkah lakumu! Aku bertanya kepadamu lagi: ‘adakah padamu seorang saudara yang kini sedang dalam penjara’
Murid Yesus/Jemaat:
Ada Tuhan, dan setiap waktu aku mengunjunginya.
Yesus dalam balutan warna Kuning:
Aku berkata kepadamu, Baiklah tingkah lakumu!
Murid Yesus/Jemaat:
Lalu, bagaimana caranya aku mengasihi Tuhan dan mengasihi sesamaku???
Yesus dalam balutan warna Kuning:
Aku berkata kepadamu, segala sesuatu yang sudah kau lakukan kepada salah seorang saudaramu itu sama dengan engkau telah melakukannya untuk aku.
Yesus dalam balutan warna Hijau:
Begitulah saudara-saudaraku. Segala hal yang diilhamkan Allah tentang diriku menjadi genap di depan mata manusia. Banyak orang yang menolak aku. Ada pula yang mau belajar padaku. Satu rahasia kutunjukkan kepadamu pada hari ini bahwa: ‘Aku dan Bapa adalah satu, dan aku berdoa supaya kalian semua tetap bersatu agar dunia percaya bahwa Aku dari Bapa, dan kamu semua berasal dari Aku. Dan kamu akan disebut ‘Gereja’ yaitu Tubuh Kristus yang utuh’.
Prokantor:
Sebagai Gereja Tuhan, tubuh Kristus yang utuh, mari kita rayakan sukacita kita karena YESUS memberi kepada kita kuasa untuk menjadi saksiNya di tengah dunia ini. Mari angkat pujian:
Allah Ditinggikan
Allah ditinggikan dengan sorak-sorai
Allah ditinggikan dengan sangkakala
Allah ditinggikan dengan sorak-sorai
Bersoraklah bagi Raja
Biar sangkakala berbunyi
Tepuk tangan puji Tuhan
Allah diagungkan, Allah diagungkan tinggi
Aku Gereja
Aku gereja, kau pun gereja, kita sama-sama gereja
Dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama gereja
Gereja bukanlah gedungnya dan bukan pula menaranya
Bukalah pintunya lihat ke dalamnya, gereja adalah orangnya
Liturgos 2: (dalam bentuk puisi: ‘Di atas Panggung Dunia’)
(sambil Yesus dalam balutan warna Merah memasuki pentas sambil menyandang Salib – dan beberapa orang hanya berjalan dari kejauhan menatap dan meratapinya, tanpa ada yang berani mendekat padaNya – diiring soloist: ‘Kepala Yang Berdarah’)
Santu itu berjalan menyusuri tapak-tapak dosa dunia
Berat beban di pundaknya
Salib siapa yang dipikulnya???
Keras nian kayu yang disandangnya
Salah siapa yang menempel di tubuh kudus itu
Dosa siapa yang dirajah di dua pundaknya itu
Dia terjatuh….
dan oh….salib itu menindihnya
Teman…..sahabat….tidakkah matamu melihat dia terjatuh
Mengapa dari seberang jalan engkau tertawa terbahak-bahak
Sangkamu dia tontonan bagi matamu yang selalu buas
laksana hendak memangsa saudaramu!
Mengapa dari seberang jalan engkau mengurut dada dan merintih iba???
Apakah dia anakmu, ibu???
Apakah dia adikmu, kawanku???
Apakah dia teman sepermainanmu dahulu, sahabatku???
Ibu, jika engkau tidak menjawab tanyaku
Kawanku, jika engkau tidak membalas suaraku
Sahabatku, jika engkau tidak menyahuti kata-kataku
Lalu, siapakah tubuh kaku yang tergeletak dan ditindih beban dunia ini????
Dia bangun lagi….
Dengan terseok ia berjalan kini
Lebam wajahnya
Ohhh…tangan siapa yang menghantam senyummu, sang kudus??
Tubuhnya tergores dan berlobang-lobang….menetes darah
Cambuk siapa yang merobek tubuhmu, wahai anak domba Allah?
Kakinya tak kuat lagi menatang tindisan dosa dunia
Tindisan dosaku, tindisan dosa kita
Lalu mengapa kita mengiringnya ke puncak siksa ini????
Hari ini,
Tiada daun palma di jalanan
Sebab dunia berselimutkan awan hitam
Bumi bertudungkan langit mendung
Allah menangis menatap anakNya sendiri dipanggang di panggung dunia
Allah merintih pedih melihat anakNya sendiri berjalan demi memenuhi kehendakNya
Ya Abba, Ya Bapa:
Mengapa cawan ini diteguknya
Mengapa piala ini diminumnya
Jika oleh kehendakMu dosaku harus dihapuskan
Mengapa tubuh kudus ini harus tergantung di kayu hitam ini
Mengapa lambungnya harus dicucuk besi mati itu
Mengapa hutang ini harus dibayar atas matiNya
Dengan dua tangan terlipat
Dan muka tengadah kepadaMu, Ya Abba
Aku hendak berteriak:
Di panggung dunia ini
‘TUHANku menderita
Tuhanku, tersalib
Tuhanku mati
Tetapi dia kan bangkit pada hari ketiga
Pendeta:
(langsung dengan Pelayanan Firman)
Apakah saudara-saudara percaya TUHAN KITA MENDERITA, TUHAN KITA TERSALIB, TUHAN KITA MATI???
(Doa, Pembacaan Alkitab dan Khotbah)
Prokantor:
Kini, kita mendekat pada Minggu Sengsara YESUS KRISTUS. Ibaratnya Yesus kini telah masuk ke Yerusalem dan sesuai dengan Injil, Ia akan diserahkan untuk dibunuh. Mari dengan penuh kerendahan hati di hadapan Tuhan, dalam keyakinan bahwa pengorbananNya adalah bentuk kasihNya kepada kita, kita memuji dan mengagungkan Dia.
Soloist: ‘Above All’
PS Betlehem
Pujian Jemaat:
KJ. No. - Di Muka Tuhan Yesus
Di muka Tuhan Yesus, betapa hina diriku
‘Ku bawa dosa-dosaku, di muka Tuhan Yesus
KJ. No. 364 - Berserah Kepada Yesus
Berserah kepada Yesus, tubuh, roh dan jiwaku
‘Ku kasihi, ‘ku percaya, ‘ku ikuti Dia t’rus
Aku berserah, aku berserah,
kepadaMu Juruselamat, aku berserah
DSL. No. 128:1 dan 2 – ‘Harap’
Harap dan percaya kata Tuhanmu!
Harap akan Dia hilang takutmu;
Harap darah Tuhan engkau k’lak tegap;
Harap pada t’rangNya tak pernah gelap Harap Ia pimpin ta pernah sesat;
Harap yang dijanji, itulah tetapap Ia lindung, tida sukarnya. Harap dan sembahyang,
k’lak disambutNya
Haraplah salibnya, hilang dosamu;
Haraplah korbannya, luput dosamu;
Harap Ia datang, Ia mempelaimu
Harap dan sembahyang: Mari Tuhanku!
Syafaat dan Berkat oleh Pendeta
Liturgos 2:
Kini jemaat, kembalilah ke dalam hidupmu, dan mari kita renungi seluruh makna Minggu Sengsara Tuhan sambil menunggu kedatanganNya di pagi Paskah
Prokantor:
Benarlah kata firman, bahwa: ‘Dia akan diserahkan dan disalibkan, tetapi pada hari yang ketiga, Ia akan bangkit dari antara orang mati’. Adakah saudara-saudara percaya akan firman itu????
Mari kita pulang ke rumah tangga, keluarga, masuk dalam kerja dan pengabdian kita, berjuang di sekolah, kampus dan berlomba terus dalam pertandingan iman sambil tetap percaya bahwa YESUS YANG MATI DI SALIB AKAN BANGKIT PADA PAGI PASKAH. Sampai berjumpa lagi di PAGI PASKAH 4 April 2010.
KJ. No. – Berkumandang Suara dari Seberang
Berkumandang suara dari seberang, kirimlah cahyamu
Banyak jiwa dalam dosa mengerang, kirimlah cahyamu
Kirimlah pelita injili menyentak yang terlelap
Kirimlah pelita injili menyentak yang terlelap
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
TALITA KUM
(Markus 5:35-43) Oleh. Pdt. Elifas Tomix Maspaitella PROKLAMASI KEMESIASAN YESUS Injil Markus, sebagai injil tertua yang ditulis antara ta...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Paduan Terompet Jemaat Rumahtiga di Rohua, Januari 2009 A. Perspektif Ibadah merupakan suatu aktifitas agama ...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella [Materi Ibadah Keluarga Perangkat Pelayan Jemaat Rumahtiga, 17 September 2013] Pengantar Tulisan ini...
-
Mazmur 34:16, 17 – Tafsir dan Rekritik Oleh. Elifas Tomix Maspaitella 1. Berawal dari paradigma ‘serba dua’ Saya memberi judul di...
No comments:
Post a Comment