Kolose 1:3-8
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella
Dalam surat kiriman ini, Paulus memuji orang Kolose karena tiga hal yang mereka miliki, yakni iman, kasih dan pengharapan (ay.4-5). Iman, karena mereka menjadi kristen hanya dengan mendengar berita tentang Yesus, dari ajaran para rasul dan pengikut-pengikut rasul (seperti Epafras dan Timotius). Kasih, karena sebagai orang kristen, mereka tekun dalam saling bertolong-tolongan seorang terhadap lainnya. Pengharapan, karena walau dihadapkan dengan berbagai ajaran (paganisme, Yahudi arus utama, Filsafat Yunani, dan Gnostisisme), mereka tetap berpegang pada Injil tentang Yesus, bahwa Yesus adalah dasar seluruh ciptaan Allah, gambar Allah yang sejati, dan pendamai, serta penyelamat (bnd.1:15-23).
Kita juga menjadi kristen karena mendengar kabar baik yang dibawa oleh para pekabar injil. Atau juga menjadi semakin beriman karena intensitas pengajaran Injil melalui pemberitaan Firman, pelayanan kasih, sakramen dan persekutuan kudus dalam jemaat. Kita sedang dihadapkan juga pada berbagai ajaran lain, bahkan yang menolak ketuhanan Yesus, menolak bahwa kematiannya di salib adalah untuk penebusan dosa, dan menolak bahwa Yesus bangkit. Dalam bentuk sederhana, kita bahkan kadang ragu-ragu apakah Tuhan berkuasa? Bahkan ada yang merasakan Tuhan tidak adil, karena mengalami kegagalan, dll.
Teks ini hendak mengatakan, walau kita beriman sebagai hasil dari mendengar dan buah dari pengajaran, iman itu berdasar pada suatu hal yang benar, yaitu bahwa Yesus telah mendamaikan kita dengan diri kita sendiri, dengan sesama, dan dengan Tuhan.
Konteks pendamaian itu yang harus kita teruskan dalam hidup kita. Harus dibangun dalam relasi dengan sesama, dalam hal saling menghargai dan tidak menciderai. Harus dibangun dalam keutuhan persekutuan jemaat, dalam hal saling melengkapi. Harus dibangun dalam keutuhan hubungan dengan lingkungan sekitar, dalam hal tidak merusak lingkungan, tidak eksploitasi.
Dengan demikian, walau menjadi kristen karena mendengar dan mendapat pengajaran iman dari para rasul dan pemberita firman, kita terhisab dalam persekutuan yang kudus, yaitu gereja, sebagai tubuh Kristus, di mana Kristus menjadi kepalanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
TALITA KUM
(Markus 5:35-43) Oleh. Pdt. Elifas Tomix Maspaitella PROKLAMASI KEMESIASAN YESUS Injil Markus, sebagai injil tertua yang ditulis antara ta...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Paduan Terompet Jemaat Rumahtiga di Rohua, Januari 2009 A. Perspektif Ibadah merupakan suatu aktifitas agama ...
-
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella [Materi Ibadah Keluarga Perangkat Pelayan Jemaat Rumahtiga, 17 September 2013] Pengantar Tulisan ini...
-
Mazmur 34:16, 17 – Tafsir dan Rekritik Oleh. Elifas Tomix Maspaitella 1. Berawal dari paradigma ‘serba dua’ Saya memberi judul di...
No comments:
Post a Comment