Cerita Fiksi
Alkitab:
YUSUF
DARI ARIMATEA
Pagi itu, orang semakin banyak
memenuhi alun-alun Kota. Di teras atas Istana, tampak Pilatus hilir mudik,
bersama beberapa pejabat lain. Beberapa orang Imam Besar Yahudi, Anggota
Mahkamah Agung dan Majelis Besar (Bouleutes)
juga terlihat di situ.
Sesekali Pilatus tampak marah. Di
saat berikutnya ia seperti sedang berpikir keras. Bingung bercampur geram.
Ternyata, ia berharap Herodes, rekannya itu, yang menjatuhkan vonis terhadap
Yesus, namun Herodes malah mengembalikan Yesus kepadanya selaku gubernur
wilayah.
Pilatus : (menggerutu dalam hati) Aku jadi bingung dengan keadaan ini. Tahukah
kalian, aku semakin yakin, orang ini tidak melakukan satu pun pelanggaran, baik
terhadap hukum negara maupun terhadap hukum agama kalian (sambil menunjuk pada beberapa anggota Mahkamah Agama dan majelis Besar).
Mereka semua terdiam
Anggota Mahkamah Agama : Yang
Mulia, Tuanku. Sekiranya tuanku berkenan, biarlah tuanku menyatakan ia
bersalah, dan biarlah ia dihukum sesuai aturan agama kami, sebab pada hari
paskah harus ada domba yang dikorbankan
Pilatus : Kau berkata seenakmu
saja. Bukankah hari paskahmu itu hari pembebasan? Lupakah kau akan sejarahmu
sendiri? Bagaimana caranya kalian keluar dari Mesir? Dalam enskilik Mesir pun disebutkan
bahwa ada tangan yang lebih kuat yang membawa kalian dari sana.
Anggota Mahkamah Agama : Yang
Mulia, Tuanku. Benarlah kata tuanku. Bangsa Mesir, demikian pun Persia, sewaktu
kami keluar dari Babilonia, telah mengakui kuasa Yahweh, TUHAN kami. Sebab itulah
yang mereka lihat sewaktu kami dibawa keluar dari perbudakan. Dan untuk itulah
kami merayakan Paskah
Pilatus : Lalu apa hubungannya
dengang orang ini? Dia Yesus, bukan seekor domba yang harus kalian korbankan di
hari Paskah
Anggota Mahkamah Agama : Yang
Mulia, Tuanku. Itulah sebabnya, biarlah semua ini terjadi menurut hukum agama
kami, asal tuanku bertitah untuk salibkan Dia seperti suara orang banyak di
luar sana
Pilatus terdiam. Hening di dalam
ruangan itu. Terdengar ribut-ribut di alun-alun, dan orang-orang tetap
meneriakkan ‘Salibkan Dia’ berulang-ulang.
Pilatus : Yusuf dari Arimatea,
aku tau engkau seorang anggota Majelis Besar. Apa pendapatmu tentang hal ini?
Yusuf dari Arimatea : Yang
Mulia, Tuanku. Hambamu ini hanyalah anggota biasa. Biarlah hambamu tidak
mengotori bibir dan hati ini dengan apa yang bukan menjadi hak hambamu ini.
Pilatus : Tetapi aku dengar
diam-diam engkau telah mengikuti Yesus dan kagum akan pengajarannya
Yusuf dari Arimatea : Yang
Mulia, Tuanku. Selama ini hambamu ini bersahabat dengan tuanku. Terima kasih
karena bisa diundang makan di meja tuanku dan dari hidangan terbaik di istana
ini. Hamba mengingat benar kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego di istana Babel. Sebab
itu, jangan tuanku mengira-ngirakan hal yang tidak bisa hamba sangkali atau pun
akui di hadapan tuanku. Biarlah itu menjadi jawabku kepada Yahweh, TUHANku
Pilatus : Kau membuat aku
semakin bingung, sahabatku. Sebab dari semua anggota Majelis ini, kaulah yang
aku lihat sangat tenang dan baik hati
Yusuf dari Arimatea : Yang
Mulia, Tuanku. Hambamu ini hanyalah anggota biasa
Pilatus kemudian memanggil staf
hukumnya dan berkonsultasi beberapa hal secara tertutup. Lalu ia keluar ke
teras istana itu dan memakumkan pembebasan Barabas, dan menyerahkan Yesus untuk
disalibkan.
Orang-orang banyak itu bersorak
girang. Majelis Besar dan Mahkamah Agama pun bersukaria. Dan mulailah mereka
menyiksa Yesus, memukulinya dengan cambuk. Beberapa perempuan dan murid-murid
Yesus yang hadir di situ tampak sedih dan menangisi Yesus yang dicambuk.
Yusuf dari Arimatea berlari ke
sisi tembok istana. Dengan sangat sedih dan menyesal ia merobek-robek bajunya,
dan membuangnya dan menginjak-injak dan sambil memukul kepala dan dadanya
sendiri. Ia sungguh menyesal, sebab tidak kuasa membebaskan Yesus dari vonis
itu.
Sambil menangis:
Yusuf dari Arimatea : Yesus,
Guruku. Jika Engkau berkenan, ampunilah aku. Sebab aku tak sanggup menjawab
tanya Pilatus di hadapan para majelis lainnya.
Ia lalu pergi ke alun-alun, dan
dari kejauhan ia melihat Yesus terus disiksa, dan ditarik oleh para prajurit
untuk berdiri, sambil terus dicambuk dan dipukuli, Ia dipaksa memikul
balok kayu yang berat. Yesus pun disuruh
berjalan menyusuri lorong-lorong kota ke luar menuju ke Golgota.
Di tengah hari, ketika Yesus
telah disalibkan, terjadilah gempa teramat hebat, dan Yesus pun menyerahkan
nyawaNya kepada Yahweh, Bapa-Nya. Ia mati. Para prajurit yang menjaga di bawah
salibnya menikam lambungnya dengan tombak untuk membuktikan apakah Ia masih
hidup atau sudah mati.
Yusuf dari Arimatea melihat
semua itu, dan dengan hati berat, ia bergegas ke istana Pilatus dan meminta
untuk menghadap.
Pilatus : Ada apa kau datang ke
sini, Yusuf, sahabatku?
Yusuf dari Arimatea : Yang
Mulia, Tuanku. Telah Tuanku tahu, bahwa Yesus telah mati di salib.
Pilatus: benar. Aku baru
mendapat kabarnya beberapa jam yang lalu.
Yusuf dari Arimatea : Yang
Mulia, Tuanku. Aku tahu akan seluruh hukum Romawi. Tentang orang yang tersalib,
biarlah ia tergantung di sana dan binatang buas dan burung gagak akan memakan
habis dagingnya. Namun, biarlah hambamu ini mendapati sedikit belas kasih
Tuanku. Ijinkan hambamu ini menurunkan tubuh Yesus, dan mengapaninya, agar dimakamkan
ke kuburan milik hambamu ini. Dengan begitu, hamba tidak terikat hutang kepada
siapa pun.
Pilatus : sudah aku duga, engkau
pasti telah menjadi pengikutnya
Yusuf dari Arimatea : Yang
Mulia, Tuanku. Jika itu sangka tuanku, dan hambamu ini harus dihukumkan,
biarlah hambamu ini mendapat kasihmu terlebih dahulu, dan setelah itu, hukumlah
hambamu menurut mau tuanku
Pilatus : Yusuf, sahabatku. Tidak
ada alasan bagiku menghukum engkau. Aku tahu, tidak ada salah pada diri Yesus. Yang
membuatku menyesal, mengapa Ia tidak mau berbicara sekata pun, padahal Dia
tahu, dari mulutku, aku bisa mengatakan hukum dan membatalkan hukum
Yusuf dari Arimatea : Yang
Mulia, Tuanku. Biarlah itu terjadi sebab sudah seperti itulah Ia harus memenuhi
kehendak Bapa-Nya.
Pilatus : dari mana engkau tahu?
Yusuf dari Arimatea : Yang
Mulia, Tuanku. Dari mulut-Nya dan dari cerita para murid-Nya sendiri.
Pilatus : Karena engkau
sahabatku dan ternyata hatimu tulus dan karena kerendahan hatimu itulah, layanilah
Yesus seperti yang engkau kehendaki. Jika ada siapa pun yang mencegahnya,
katakan: ‘Pilatus yang mengatakannya”.
Yusuf dari Arimatea : Yang
Mulia, Tuanku. Kiranya Tuanku tetap sehat, bahagia dan hidup selamanya. Hambamu
mohon diri
Yusuf dari Arimatea kemudian
meninggalkan hadapan Pilatus. Ia bergegas keluar. Namun ia dicegat oleh seorang
rekan Majelis Besar lainnya, Nikodemus.
Nikodemus : Yusuf, apa yang kau
mintakan dari Pilatus?
Yusuf dari Arimatea : Sahabatku,
apakah engkau bersama dengan aku?
Nikodemus : Iya, aku bersama
dengan engkau. Di mana engkau mati, hukuman itu pun akan kena kepadaku
Yusuf dari Arimatea : Aku meminta
supaya aku diijinkan mengapani Yesus dan membawanya ke kubur milikku
Nikodemus : demi kebaikan
hatimu, biarlah aku ada dalam bagian yang sama dengan engkau, sebab aku pun
tahu, Ia adalah TUHAN
Yusuf
dari Arimatea : Jangan sebutkan itu di sini. Masih banyak orang yang melihat
kita
Nikodemus : Tentu aku yakin, aku
akan lahir kembali, seperti pernah dikatakan-Nya
Yusuf dari Arimatea : Sudahlah. Semakin
lama kita berdua di sini, senja semakin rembang dan malam segera turun. Tidak baik
kita membawanya ke kubur di malam hari.
Mereka lalu bergegas ke rumah
Yusuf. Nikodemus memilih kain lenan terbaik dari persediaan Yusuf di rumahnya,
dan mereka bergegas ke Golgota dan menurunkan tubuh Yesus dari Salib. Nikodemus
mengapaninya dengan sangat rapih. Mereka memberi rempah-rempah ke tubuh-Nya
seperti kebiasaan orang Yahudi, dan membawanya ke kuburan, tidak jauh dari
Golgota. Kuburan itu sudah disiapkan Yusuf beberapa waktu lalu untuk
keluarganya. Belum ada satu orang pun yang dikuburkan di situ.
Setelah tubuh Yesus diletakkan,
mereka keluar dan menggulingkan batu penutup kubur itu.
Nikodemus : sahabatku, terima
kasih engkau telah menjadikan aku bagianmu
Yusuf dari Arimatea : Hatiku
bersukacita, karena Allah Juruselamatku. Hari ini, segala kebaikan-Nya aku
alami. Tanganku yang penuh cela ini telah dikuduskan untuk menatang tubuh-Nya,
dan tempatku yang aku sediakan untuk diriku dan keluargaku telah dijadikan-Nya
kudus bagi Anak Domba Allah.
Yusuf berbalik melihat Nikodemus
dan beberapa orang keluarga yang membantunya dan berkata:
Yusuf : Ingatlah jalan ini. Ke sinilah
kita mambawa tubuh Yesus. Dan dalam kubur inilah kita memakamkannya. Suatu
waktu jika ada orang yang sangsi akan hal ini, kitalah saksinya.
Mereka pun mengangguk, dan tanpa
bersuara sedikit pun, mereka semua kembali ke tempat masing-masing.
Setiba di rumahnya, Yusuf
mengumpulkan semua anggota keluarganya, dan membagi roti untuk mereka makan.
Yusuf dari Arimatea : Makanlah
dengan hati penuh sukacita, sebab hari ini kita sudah dimungkinkan melakukan
apa yang baik kepada TUHAN. Ketahuilah, bahwa Yesus telah dikuburkan ke dalam
kubur kita semua. Dari mana kita berasal, orang tidak tahu. Kota kita pun hampir
hilang. Yang diingat orang hanyalah Ramataim-Zofim. Tetapi orang tidak tahu, bapa
kita ialah Daud. Jadi, yang ada di dalam kubur kita itu, adalah saudara kita
sendiri, Anak Daud. Maka tepatlah ia ada di sana.
Dalam diam, mereka memakan
makanan malam itu, dan semuanya pergi tidur di pembaringan masing-masing. Yusuf
pun pergi tidur dengan hati penuh sukacita.(eltom)
Ambon, 13 April 2017
Elifas Tomix Maspaitella