Miringkanlah Telinga-Mu, Ya TUHAN!
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Ungkapan itu telah menjadi ‘ungkapan formulir’ dalam hampir setiap doa orang Kristen. Biasanya diungkapkan diakhir permohonan tertentu kepada TUHAN. Beta yakin tujuannya adalah supaya TUHAN mendengar apa yang kita sampaikan/mintakan. Ungkapan ini ternyata diambil dari kebiasaan kita sesehari. ‘Miring talingang’, biasa dilakukan saat kita hendak berbisik kepada seseorang. Lazimnya berbisik atau membisikkan, maka tindakan itu dilakukan sebab hal yang dibisikkan itu sifatnya rahasia; tidak bole/tidak bisa diketahui oleh orang lain. Cukup antara beta [sebagai pembisik] dengan orang lain –yang dibisikin. Tindakan itu pertanda bahwa orang tidak mendengar suara kita, serta tidak bisa membaca gerak bibir, karena tindakan berbisik selalu disertai dengan satu tangan menutupi bibi/mulut. Artinya kita tahu bahwa orang bisa tahu dari bunyi suara melainkan dari gerak bibir pun bisa diketahui. Tindakan itu sekali lagi berarti pesan yang dibisikkan itu sifatnya rahasia. ...