Panas Gandong Amalopu 1980

Panas Gandong merupakan ‘ritus adat’ antara dua negeri gandong, Rumahkay (Amakele Lorimalahitu) dan Rutong (Loupurisa Uritalai) yang diselenggarakan tiap 5 tahun sekali, sesuai dengan pengelompokkan Pata (Kelompok) Lima, sebagai persekutuan (liga) adat kedua negeri.

Dalam tradisinya, kedua negeri ini mengakui sekandung (kakak-adik), karena itu sapaan yang biasa dikenakan kepada tiap anggota masyarakat adalah “gandong kaka” dan “gandong ade”. Jadi tiap orang Rutong menyapa saudara gandongnya, harus diawali dengan sebutan “gandong kaka…” baru menyebut namanya, sebaliknya juga demikian.

Ritus Panas Gandong tahun 1980, adalah yang terakhir dalam kurun waktu 1980-an sampai kini. Beberapa kali harus dilaksanakan, namun terkendala oleh beberapa hal prinsip. Pada tahun 1995, kendalanya adalah Pemerintahan Negeri di kedua Negeri yang belum terbentuk; dan selanjutnya oleh alasan situasi keamanan Maluku yang belum kondusif.


Sebagai generasi muda Amalopu, kita mendambakan agar tali ikatan gandong ini tetap terpelihara. Sekarang semua masyarakat sudah mulai bangun dari dasar kearifan lokalnya. Amalopu harus lebih berakar lagi.


Gambar ini adalah gambar anak-anak SD Negeri Rutong yang sedang menanti kedatangan gandong kaka di jalan depan sekolah, sambil mendendangkan lagu Penyambutan berjudul “Hidop Gandong” Melodi & Syair diciptakan oleh Frans Pesulima:

Syairnya:

Dengan gembira kami sambut gandong eee
Ya lima tahun kita telah bercerai
sekarang kita kembali baku dapa
sio sungguh manis pri hidup gandong eee

Reef.


Gandong eeee (gandong eee)….gandong eeee
Mengarung laut sengsara badan eee
Si gandong (sio gandong)
Potong di kuku rasa di daging eee
Hidop ade kaka

Comments

Popular posts from this blog

MAKNA UNSUR-UNSUR DALAM LITURGI

Makna Teologis dan Liturgis Kolekta/Persembahan

Hukum dan Keadilan dari Tangan Raja/Negara