BAGAIMANA MENAFSIR SURAT-SURAT PAULUS [Edisi 1]

Sebuah Pegangan Sederhana Untuk Berlatih Menafsir Alkitab
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella

Pengantar
Materi ini disusun untuk mendiskusikan apa-apa yang perlu diperhatikan jika kita hendak menafsir suatu teks dalam surat-surat Paulus. Sebab menafsir teks dalam Alkitab, ada hal-hal khusus dari teks itu yang perlu diperhatikan, supaya kita tidak menafsir sesuka hati kita [subyektif] melainkan menafsir teks dengan mencari tahu apa yang membuat sang penulis menulis seperti itu, kepada siapa ia menulis dan apa maksudnya di dalam konteks waktu itu? Jika itu sudah jelas, baru kita bisa menjelaskan maksud tafsiran itu kepada jemaat di saat ini.
Jadi menafsir sama dengan membangun jembatan ke masa lalu, kemudian berjalan di atas jembatan itu sambil membawa ‘pesan dari masa lalu’ kepada jemaat di masa kini tetapi sudah dikemas sesuai dengan konteks jemaat di masa kini. Di kesempatan ini kita akan mencoba bersama melihat apa-apa di dalam surat Paulus dan bagaimana menafsirnya.
Dalam materi ini kita akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menafsir Surat-surat Paulus agar hasil tafsir itu bisa kita gunakan dalam tugas pelayanan [melalui refleksi, khotbah, atau pesan-pesan firman lainnya].

Sang Penulis
Mengenai tanggal surat-surat Paulus ditulis banyak ahli PB tidak menyepakati satu tanggal secara patent, sebab ada banyak teori tentang sistem penanggalan tulisan PB [dan juga PL]. Tetapi tentang siapa penulisnya, disepakati bahwa Paulus yang bertindak menulis surat-suratnya itu dengan tangannya langsung. Untuk hal ini hampir tidak ada keraguan sebab secara intelektual dia adalah seorang yang terpelajar [dari gurunya Gamaliel]. Di kalangan pemuda-pemuda Yahudi, dia termasuk yang briliant dan pikirannya banyak menjadi rujukan dalam gerakan keyahudian di tahun-tahun 44-56 M, apalagi dia adalah seorang Farisi.
Dia salah satu penganjur dalam gerakan Keyahudian yang turut menentang kelompok yang menyebut dirinya ‘eklesia’ yaitu penganut ajaran Yesus yang kemudian menamakan dirinya Kristen. Tetapi ia kemudian masuk ke dalam kelompok Kristen itu dan memberitakan Injil tentang Yesus Kristus, bahkan sangat berpegang pada seluruh peristiwa Yesus mulai dari kelahiran, kematian, kebangkitan dan kedatangan kembali di kali kedua [parousia]. Malah Paulus lebih gencar memprovokasi jemaat tentang YESUS YANG TERSALIB. Seluruh teologinya berkisar di situ. Dia juga yang membangun harapan eskhatologi dalam kekristenan di atas dasar ajaran Yesus, dan dia yang mula-mula mendirikan Jemaat Kristen di luar Yerusalem.

Susunan Surat
Susunan surat-surat Paulus dalam Alkitab [PB] adalah Roma, 1 dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika, 1 dan 2 Timotius, Titus, Filemon, dan Ibrani.  Dari 14 jenis surat itu kita dapat menggolongkannya menjadi [a] surat kepada jemaat, dengan alamat yang jelas, yakni Roma, 1 dan 2 Korintus, Galatia, Filipi, Kolose; [b] surat kepada jemaat dalam teritori yang luas artinya tidak hanya di satu tempat [diaspora] yakni Efesus,  1 dan 2 Tesalonika, dan Ibrani; dan [c] surat kiriman kepada dan mengenai sahabat yakni 1 dan 2 Timotius, Titus, dan Filemon.

JADI:
1.     Jika teks dari Surat Golongan [a], jangan lupa, Paulus melalui teks itu sedang atau hendak berbicara kepada suatu jemaat, dalam arti kolektif jemaat; orang banyak, tentang suatu masalah. Di situ sudah ada orang yang menjadi kristen.
2.    Jika teks dari Surat Golongan [b], jangan lupa, Paulus sedang atau hendak berbicara kepada suatu jemaat yang sudah terbentuk di beberapa tempat atas masalah yang sama. Surat golongan [b] ini lebih banyak bersifat pastoralia, atau bimbingan untuk memecahkan suatu masalah yang penting.
3.    Jika teks dari Surat Golongan [c], jangan lupa, Paulus hendak berbicara kepada atau tentang seorang sahabatnya yang menopang dia dalam pelayanan; apa yang harus diperhatikan sahabat itu, dan bagaimana jemaat harus menerima orang itu, menerima ajarannya dan memahami yang diajarkan sahabatnya itu sama dengan yang diajarkan Paulus. Wibawa ajaran ada pada Yesus Kristus.


MAKA:
1.     Teks dalam golongan [a] dan [b] dialamatkan untuk jemaat dalam arti kelompok yang besar – pesannya untuk orang banyak. MISALNYA, teks Roma 12:2 ‘janganlah kamu serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yuang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna’. INGAT: kata kamu dalam ay itu bukan orang kedua tunggal [=anda], melainkan orang kedua jamak [=kalian, anda semuanya –orang banyak].  Jadi ay itu diartikan dan penting kepada banyak orang, bukan satu orang saja.
2.    Teks dalam golongan [c] bercerita tentang satu orang, tetapi satu orang yang bertugas atau memiliki hubungan dengan orang banyak. Jadi pesan di dalamnya mengarah kepada orang itu, agar melalui orang itu, orang banyak turut terlayani. MISALNYA, Filemon 1:6 ‘dan aku berdoa, agar presekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus’. INGAT: kata aku menunjuk kepada Paulus sebagai rasul yang memberi pesan. Jadi pesan ini berasal dari Paulus, ditujukan kepada Filemon agar Filemon dapat membina jemaat. PERHATIKAN kalimat berikut ‘…agar persekutuanmu di dalam iman…’ menunjuk pada kualitas diri Filemon. PERHATIKAN pula rangkaian kalimat berikut, ‘…yang baik di antara kita untuk Kristus’. Maksudnya, kualitas iman Filemon itu mesti berdampak dalam hubungannya dengan Paulus dan dengan jemaat.

Gaya Penulisan
Ada satu gaya menulis sebagai ciri khas surat Paulus yaitu SALAM Pembukaan dan BERKAT di penutupan Suratnya. Paulus biasa membuka Suratnya dengan Salam Pembuka yang khas. Ia menyapa Jemaat sebagai saudara atau sahabatnya, dan merasa memiliki dan dimiliki oleh jemaat itu. Dari situ dimengerti bahwa relasinya dengan jemaat sangat dekat, dan kedekatan itu karena iman di dalam Yesus. Salam itu diikuti dengan langsung menunjuk dirinya sebagai HAMBA YESUS KRISTUS, dan ditutup dengan BERKAT. Hal yang sama dijumpai pula di bagian penutup setiap suratnya.
Dari situ dapat dimengerti bahwa nasehat-nasehat Paulus dalam surat ini bertujuan untuk [a] membangun iman, [b] memecahkan masalah sebagai orang percaya, [c] membentuk moralitas yang baik berdasar pada injil dan meneladani Yesus Kristus, [d] menjaga kekompakan di antara para pelayan, [e] menjaga keutuhan jemaat dan mendorong jemaat saling membantu, [f] mempersiapkan jemaat menyongsong kedatangan Tuhan sambil tetap berkarya dan berperilaku yang baik di dunia, [g] mendorong partisipasi jemaat sebagai masyarakat.

Tema-tema Teologi
Ada banyak tema teologi dalam surat Paulus. Kesempatan ini kita hanya akan mendisuksikan tiga tema sebagai penuntun untuk menafsir, yaitu:
1.    Kristosentrisme. Paulus sadar sepenuhnya bahwa ia adalah utusan Yesus untuk memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi. Jadi jemaat yang dibentuknya itu adalah orang-orang non-Yahudi. Dari situ Paulus dapat disebut sebagai bapa Evangelisasi gereja. MAKA penting diingat, Paulus dalam surat-suratnya menerangkan tentang bagaimana ia menjelaskan YESUS kepada orang-orang non-Yahudi. Jadi juga tergambar kesulitan-kesulitan yang ia hadapi, dan bagaimana ia keluar dari kesulitan itu, atau bagaimana ia menghadapinya, dan mengapa ia tetap menghadapinya, termasuk sampai berkali-kali masuk penjara. Bahkan Surat kepada Jemaat di Filipi tergolong sebagai Surat dari dalam Penjara.
2.   Salibsentrisme. Yesus yang diperkenalkan Paulus adalah Yesus yang tersalib. Paulus sangat serius menerangkan tentang keselamatan yang bersumber dari pengorbanan Yesus di Salib. Ini sekaligus menggeserkan paham keselamatan dalam Keyahudian dan gnostisisme yang mengarah pada kualitas rohani pribadi.
3.   Persekutuan Jemaat. Karena ia sangat serius membangun jemaat, maka Paulus resah jika di dalam jemaat ada perselisihan. Ia terus mengajak jemaat untuk bersekutu, dan persekutuan itu diibaratkan sebagai ‘keluarga Allah’.

Demikian beberapa hal yang perlu dibagikan. Hal-hal lain akan dijelaskan di kesempatan lainnya.



[Materi Ibadah Keluarga Majelis Jemaat GPM Rumahtiga
21 Februari 2012, Kel. Pnt. L. Makatipu]


Comments

Anonymous said…
This comment has been removed by a blog administrator.

Popular posts from this blog

MAKNA UNSUR-UNSUR DALAM LITURGI

Makna Teologis dan Liturgis Kolekta/Persembahan

Hukum dan Keadilan dari Tangan Raja/Negara