Posts

Showing posts from December, 2014

Natal di Meja Makang Kasiang

Beta deng natal parsis kaki deng capatu kalu kacil, jang paksa nanti kaki balas labe bae gulung kaki calana, pake kabaya itang la pi gareja kajadiang kalu ukur seng pas, isi kaeng panggal di ujong biar bisa stand di muka pintu gareja pas abis kebaktian maar jang tingkai kalu pake baju merah yaya deng calana mati kancing di atas pusa jang bajalang muka tarangka tagal bibir merah yaya deng bada su pele bijirawat labe bae pandangan lurus ke depan dan rata-rata aer biar hidop bisa dame deng samua la pegang tangang deng hati pono cinta tar jalus par basudara sandiri Beta deng Natal sama deng sempe deng aru-aru ale bisa isi sagumantah biar su lomi alus maar kalu seng ada aru-aru, ale seng bisa dayong ale bisa sirang aer panas, maar kalu seng ada aru-aru, papeda dudu putih panggal pake aru-aru biar ale bisa dayong bagus tambah aer panas sadiki par sadiki lalu putar sampe papeda jarning sadiki batali cabu aru-aru tanang gata-gata lalu

SAAT PENDETA KEHABISAN BAHAN KHOTBAH NATAL

Sepanjang desember aku nyaris hafal Matius 1 sampai 2 kubandingkan ke Lukas 1 sampai 2 ku tengok Markus dan juga Yohanes dan kitab-kitab lain kubuka sekedar mencari tahu sesuatu dan paling jauh hanya sampai ke Mikha lalu sedikit melirik Yesaya takut kalau-kalau ia cemburu dari mimbar natal satu ke lainnya dari hari minggu sampai sabtu, nyaris aku lupa nama hari karena aku hanya mampu memperhatikan jam takut kalau-kalau terlambat tiba di tempat ibadah natal dan beralasan klasik, macet, becek, tak ada ojek di atas mimbar aku menatap wajah jemaat satu per satu bukan untuk mengenal mereka semua tetapi mencari kalau-kalau ada pendengar khotbah kemarin malam jadi kalau khotbah ini berulang, akan disebut ‘Pendeta kehabisan bahan khotbah’ kalau tidak ada pendengar khotbah semalam aku akan berteriak lantang biar jemaat tahu ‘isinya baru pernah dikhotbahkan’ kalau pendengar semalam dan hari ini ada yang saling mengenal dan esoknya bertemu di p

SALAM DAMAI NATAL PAK JOKOWI DAN IBU SUSI

Di bibir pantai, air menyapu kakiku yang kotor Kakiku mulai tertancap dalam pasir Dan ku tahu bukan karena ada energi di dalam yang menarik Tetapi karena berat tubuhku di atas delapan puluh lima kilo gram Perutku yang membuncit tempat produksi lemak yang sulit mencair karena malas berolahraga Ku sadar bahwa aku lebih suka tidur sampai matahari masuk lewat jendela Tapi baiklah tinggalkan dulu kamar dan kasur busa tempat tidur Mari terus berdiri di bibir pantai Dan hiruplah udara beraroma garam Rasakan hangat air laut yang mengandung garam Jejakilah pasir yang putih laksana bulir garam halus teruslah hirup udara itu agar rongga dadamu terbuka dan paru-parumu melebar semoga cairan yang membuat kamu sesak bernafas pun mencair menghembus keluar teruslah rasakan hangatnya air laut nan asin agar pori-porimu terbuka dan segala iodium asli menerobos urat melancarkan peredaran darahmu agar kau tidak reumatik dan asam urat jejakilah pasir kasar itu agar syarafmu sega