Posts

Showing posts from April, 2011

PERJAMUAN KUDUS GPM

Reproduksi Teks dan Identitas Sosial Orang Maluku Oleh. Elifas Tomix Maspaitella ANTROPOLOGI TEKS Beta merasa mulai tertarik untuk melihat kembali aktifitas-aktifitas beragama dewasa ini dengan asumsi: ‘mengapa kita masih terus mempraktekkannya?’ Sebab dari sekilas sejarah yang teranyam dalam bentuk tradisi lisan ( oral tradition ) maupun beberapa dokumen/buku, ternyata aktifitas-aktifitas itu dihasilkan di zaman lampau (baca.zaman leluhur). Begitu juga ketika melihat praktek budaya dan beragam folklore; malah beberapa kebiasaan yang sudah ada sejak dahulu itu tetap dipertahankan dan dipraktekkan seperti dahulu –tanpa mengubah forma dan tata caranya. Salah satu kebiasaan itu ialah tata cara perayaan Perjamuan Kudus di Gereja Protestan Maluku (GPM). Sebuah tradisi unik ( heritage ) yang terus terpelihara hingga waktu ini. Suatu kebiasaan di mana setiap perayaannya, sebuah meja putih berbentuk Salib diletakkan di dalam ruang ibadah –memanjang ke arah altar dan mimbar, dan di kiri-kananny

KEBODOHAN TEOLOGI:

Teror Bom dan Kekerasan Atas Nama Agama sebagai Teks Buram Oleh. Elifas Tomix Maspaitella AJARAN DAMAI Semua orang di dunia ini akan berkata yang sama: ‘Agama sesekalipun tidak mengajarkan mengenai kekerasan atau teror terhadap kemanusiaan’. Tetapi kita hidup di dalam realitas yang antagois –bahwa atas nama agama, kekerasan dan teror terhadap kemanusiaan dimutlakkan oleh sekelompok orang. Sesederhana apa pun agama, termasuk agama suku-suku di pedalaman Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, ajaran mengenai kebaikan menjadi jantung hidup masyarakat. Dalam setiap agama, seperti disimpulkan Hans Küng dalam magna opusnya , The Global Ethics , tidak dibenarkan membunuh, mencuri, saling menyakiti, berbohong, dan lain sebagainya. Agama membangun sebuah norma dasar, atau the good and virtue, menurut bahasa Aristoteles yang menjadi common ground morality dan common goods atau common virtue . Yesus lalu meringkas norma yang panjang lebar itu dalam: ‘mengasihi Tuhan dan sesama seperti mengasihi

PEREMPUAN, KARTINI DAN SEMANTIK PASKAH

Oleh. Elifas Tomix Maspaitella EMANSIPASI SEBAGAI BENANG MERAH Perempuan-perempuan di zaman Yesus, pelopor gerakan kebangunan rohani kalangan murid Yesus yang ketakutan, kecewa, putus asa pasca kematian Yesus. Sama saja dengan Christina Martha Tiahahu, pendobrak aroganisi penjajahan (kolonialisme) di masanya. Sama saja dengan Raden Ajeng Kartini, pelopor pergerakan emansipasi perempuan Indonesia di masanya. Semua yang ‘sama saja’ itu menunjuk bahwa apa yang mereka lakukan di zamannya masing-masing adalah interupsi terhadap suatu keadaan yang tidak menjamin kebebasan dalam arti yang luas. Tiap masa ada orangnya, tiap orang lahir pada masanya. Begitulah kira-kira kita menempatkan diskusi ini dalam sebuah tukilan semantik (sistem tanda kebudayaan). Apa yang hendak dilihat adalah sebuah kemampuan perempuan ‘mendobrak’ atau ‘menggulingkan’ sesuatu halangan berat di tengah situasi di mana banyak orang sedang dalam kondisi keterpurukan akibat tekanan-tekanan psikologis, sosial, politik dan ke

‘Muhabet dan Makburet’

Reproduksi Teks Dalam Beragama di Maluku Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Hari Sabtu lalu [16/4-2011] beta berada di Siri Sori Sarane [SirSa], tetapi dalam dua peristiwa dukacita. Sisi satu adalah dukacita keluarga Ririhena, anggota Jemaat GPM Rumahtiga di Wayame (Pulau Ambon), dan sisi kedua ialah dukacita keluarga Seipatiratu di SirSa. Lazimnya jemaat-jemaat GPM, urusan dukacita diorganisir oleh Muhabet; sebuah organisasi sosial di negeri-negeri Kristen yang berperan mengurus berbagai keperluan dukacita keluarga anggotanya, meliputi pemandian jenazah [kas’mandi mayat], pembuatan peti jenazah [biking peti], penggalian liang lahat [gale kubur] dan keperluan lain seperti ‘biking sabua’ dan ‘angka bangko’ [bangku/kursi]. Di beberapa negeri justru kelompok Muhabet sudah memiliki sarana-sarana itu sebagai inventaris. Sejak tiba di SirSa [jam 11.00 WIT], beta mendengar serangkaian percakapan di depan rumah duka. Narasinya mengenai anggota Muhabet di Jemaat SirSa yang sedang menggali liang ku