Posts

Showing posts from September, 2010

Sterkte! Kuatkanlah dirimu!

Tentang ‘rasa hati’ Leimena, Sang Teolog Kebangsaan Oleh. Elifas Tomix Maspaitella Teologi, di dalam cara dan situasi apa pun, adalah dialektika antara yang abstrak (misteri) dan empirik (kontekstual). Dialektika itu menempatkan manusia, sebagai subyek [yang ber]teologi, dalam ruang pemaknaan yang nyata; artinya ia hidup dan berada di dalam dunia, di tengah suatu situasi yang dihadapinya, bahkan di tengah galau hati, keresahan, dan berbagai problem psikologisnya. Malah di dalam situasi terancam sekalipun, teologi itu mampu hadir. Dalam keadaan itu, kita bisa mengatakan bahwa setiap pemikiran dan perbuatan teologi [berteologi] didorong pula pada adanya pengharapan [ hope ]. Banyak kalangan menyebut bahwa berteologi selalu didorong oleh solidaritas, yakni ketika diskusi teologi dibawa masuk ke dalam ruang-ruang publik dan dilihat sebagai suatu aktifitas kehidupan yang sesungguhnya. Artinya teologi dan berteologi itu bukan aktifitas tekstual atau dogmatik, sebaliknya aktifitas kehidupan/p

Menjadi Kristen yang Cerdas

Bahan Bacaan: Kisah Para Rasul 6:8-15 Fokus: Ay. 10 Menjadi orang kristen kita harus cerdas. Kecerdasan kristen adalah kecerdasan yang didasarkan pada hikmat. Sebab hikmat mengajarkan kita untuk sanggup memahami kita dipanggil TUHAN untuk menghadirkan damai sejahtera, dan melakukan hal-hal yang baik. Karena jika kita kedapatan melakukan hal-hal yang salah, negatif, kita diidentikkan dengan sebagai orang bodoh; sebaliknya melakukan hal-hal baik, positif, kita disebut berhikmat (cerdas). Stefanus menunjukkan bahwa kecerdasan kristen tampak dalam isi pemberitaan kita. Pemberitaan kristen itu berdasar pada kebenaran, dan kebenaran itu adalah kebenaran mengenai karya Kristus di tengah dunia. Bahwa Kristus adalah seorang hamba Allah yang setia yang melakukan banyak perkara besar dan ajaib di tengah dunia. Perbuatan Kristus itu memungkinkan manusia memiliki keselamatan, karena perbuatan Kristus adalah perbuatan kasih yang bertujuan menebus manusia dari dosa. Kebenaran kristen membuat kita dih

Mengapa 'Salah Berdoa'? [Bagian 2]

Elifas Tomix Maspaitella Bahan Bacaan: Yakobus 4:7-10 Ayat Fokus : ay.10 “Rendahkan dirimu di hadapan TUHAN dan IA akan meninggikan kamu” Berdoa itu berarti kita sadar TUHAN itu berlimpah dan kaya dalam kuasa dan kasihNya. Dengan kalimat lain, orang yang berdoa itu sadar bahwa dia memiliki potensi yang terbatas, berhadapan dengan TUHAN yang omnipotent (Maha segalanya). Maka jika ia meminta dalam doa, sebetulnya bukan karena ia tidak memiliki potensi, tetapi ia meminta TUHAN memberi kemampuan untuk mengelola potensinya. Ada dua kondisi pribadi yang mesti dibenahi saat kita berdoa: a) tahirkanlah tanganmu (ay.8a) ~maksudnya dari tangan kita biasa datang berbagai hal yang tidak terpuji, seperti mencuri, membunuh, atau menggali lobang untuk menjerat saudara kita sendiri, dan bahkan menyembunyikan apa yang kita miliki; dan (b) sucikan hati (ay.8b) ~sebab kadang dalam berdoa kita tidak sungguh-sungguh mengandalkan TUHAN, kita berdoa sambil ragu-ragu, atau berdoa sambil membayangkan rencana a

Mengapa 'Salah Berdoa'? [Bagian 1]

Elifas Tomix Maspaitella Bahan Bacaan: Yakobus 4:1-6 Ayat Fokus : ayat 3 “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu mint itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu” Permohonan yang kita bawa dalam doa kepada TUHAN selalu membuat kita merasa bahwa TUHAN [harus] memberi sesuai apa yang kita minta. Benar dalam contoh mengenai jawaban doa, Yesus mengumpamakan, seorang anak meminta ikan dari bapaknya, tidak mungkin bapanya memberi ular (bnd. Luk.11:11-12). Artinya setiap anak meminta, karena (a) apa yang diminta dibutuhkannya, tetapi tidak dimilikinya; (b) dia yakin dan tahu apa yang dimintanya ada dan dimiliki oleh bapaknya. Begitu juga saat kita berdoa. Kita tidak mempunyai tetapi membutuhkan sesuatu yang diminta, dan kita tahu semua itu ada pada TUHAN. Dalam contoh teks Lukas itu TUHAN sebagai yang memiliki segala sesuatu pasti memberi sesuai dengan apa yang diminta oleh anak-anakNya. Maka jika kepada kita tidak diberi