MILIKILAH HIKMAT

Oleh. Elifas Tomix Maspaitella

Amzal 1:1-7




Hikmat itu adalah buah dari tindakan belajar, mencari, dan berperilaku yang lurus, sesuai dengan tata aturan yang berlaku; tidak melenceng dari jalan yang benar, dan teguh pada pendirian. Hikmat itu sifatnya membimbing, mengasuh, mengayom, mendidik, mengajar, bahkan menegur agar orang kembali pada keteraturan perilakunya.

Milikilah hikmat! Artinya, hikmat itu harus dicari. Di mana kita mencarinya? Pada pengalaman hidup kita selaku pribadi, kelompok, di dalam jemaat, di dalam masyarakat, di dalam bangsa: atau di dalam rupa-rupa pengalaman hidup manusia (termasuk dalam kesulitan dan krisis sekalipun).
Bagaimana kita mencarinya? Dengan tekun dan tidak bersungut-sungut, walau berhadapan dengan masalah yang berat. Sebab hikmat akan menuntun orang keluar dari berbagai masalah hidup. Dengan setia, sebab orang berhikmat harus konsisten dengan keputusan hidupnya. Dengan berdoa, sebab berhikmat berarti juga merendahkan hati dan diri, agar TUHAN memberi kepada kita pengertian untuk memahami segala perkara dan.

Untuk apa kita mencari hikmat? Agar kita pandai menimbang mana yang baik, untuk dilakukan, mana yang buruk untuk dijauhi. Agar kita berlaku yang benar, dan tidak menjadi sama dengan orang-orang yang tidak berpengertian (semberono, talamburang). Agar kita berlaku jujur dan adil, sebab hikmat harus mendatangkan sukacita kepada orang lain. Agar kita cerdas untuk memahami bahwa kita tidak boleh ‘tasonto pada batu yang sama’ untuk kedua kalinya. Agar kita lebih rajin mendengar, daripada ‘banyak bicara’. Agar kita mengerti tujuan hidup, yaitu untuk mendatangkan berkat bagi sesama.

Hikmat itu ada dalam pengalaman hidup kita setiap hari. Tetapi TUHAN-lah yang memberinya, karena itu ‘takutlah akan TUHAN’. Amin

Comments

Popular posts from this blog

MAKNA UNSUR-UNSUR DALAM LITURGI

Makna Teologis dan Liturgis Kolekta/Persembahan

Hukum dan Keadilan dari Tangan Raja/Negara