Dengar dan Jawab

Yakobus 1:19-27
Oleh. Elifas Tomix Maspaitella



Doa:
“TUHAN, telah aku dengar tentang kebaikanMu, ajarkan aku melakukannya. Telah aku dengar teriakan orang yang susah, ajar aku menjawabnya”

Ayat Fokus: ay. 25c ”…jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya”.

Renungan:
Dengar dan Jawab! Ini sudah menjadi kaidah dalam suatu komunikasi. Tetapi belum tentu setiap orang yang mendengar keluhan dan permohonan sesamanya yang kesusahan, mau dengan tulus menjawab dengan menunjukkan perbuatan baik.
Rumus ibadah yang sejati, dalam bacaan hari ini, terletak pada hal ‘dengar dan jawab’. Mendengar, berarti membuka telinga dan hati untuk juga mengakui bahwa ada banyak orang yang memerlukan pertolongan atau sokongan. Mereka memerlukan suatu tindakan pembebasan, dan motivasi untuk keluar dari masalah itu.
Bacaan ini diarahkan kepada kita, jemaat yang ternyata memiliki potensi untuk memberi jawaban atas teriakan orang-orang yang kesusahan. Ibarat perintah itu datang pada orang yang tepat, maka permintaan atau permohonan juga dialamatkan kepada orang yang mampu memberi dan membantu.
Dalam konteks itu, bacaan ini mendorong kita untuk memahami juga bahwa melakukan perbuatan baik dalam menolong orang-orang yang kesusahan, dan kurang beruntung (mis. rumah anak yatim dan para janda – ay.27) adalah bentuk ibadah yang sejati. Sebab kunjungan itu bukan saja akan memenuhi kebutuhan material/ekonomi bagi mereka, tetapi juga mencegah mereka melakukan tindakan-tindakan yang tidak dibenarkan (mencuri untuk makan, menjual diri untuk sekolah dan biaya kesehatan, dll).

Menu:
“Bukalah telinga, buka mata, buka hati, buka tangan, sebab masih banyak orang yang memerlukan dukungan anda”

Comments

Popular posts from this blog

MAKNA UNSUR-UNSUR DALAM LITURGI

Makna Teologis dan Liturgis Kolekta/Persembahan

Hukum dan Keadilan dari Tangan Raja/Negara